KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menyikapi tantangan bisnis asuransi pada era digitalisasi, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo (Persero) membuat
roadmap digitalisasi bertajuk Digital Champions pada 2021. Direktur Utama Askrindo Andrianto Wahyu Adi menyatakan dalam implementasinya, Askrindo menyiapkan strategi setiap tahun. “Kami menggunakan teknologi
open source dan
cloud yang kebanyakan gratis atau murah. Dalam tiga tahun ke depan hingga 2021, perkiraan kami kebutuhan investasi hanya sekitar Rp 300 miliar. Pada 2019 ini sekitar Rp 50 miliar, 2020 sebanyak Rp 150 miliar untuk perkuat infrastruktur. Pada tahun ke tiga turun jadi Rp 100 miliar,” ujar Andrianto di Jakarta pada Rabu (21/8).
Baca Juga: Perkuat digitalisasi, Askrindo luncurkan portal baru dan fitur digital Lanjut Ia dengan penerapan
roadmap ini, Askrindo dapat meningkatkan skala bisnis. Ia yakin pertumbuhan pendapatan premi akan selalu lebih tinggi dari pada pertumbuhan premi industri. Namun, Andrianto menekankan strategi digitalisasi ini dibuat untuk mengoptimalkan hasil
underwriting dan laba perusahaan. “Tujuan dari
roadmap ini agar kami lebih transparan dan pekerjaan lebih lancar karena berbasis digital. Juga lebih efisiensi dan meningkatkan layanan. Sebab lewat digital
service level agreement bisa lebih cepat dan tepat waktu,” tambah Andrianto. Seiring dengan penerapan
roadmap ini, Askrindo tidak akan menambah jumlah kantor cabang yang saat ini sudah ada 60 unit tersebar di seluruh Indonesia. Begitupun dengan karyawan tetap yang saat ini berjumlah 900 orang, lantaran karyawan yang akan pensiun bisa digantikan oleh karyawan tak tetap yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan perusahaan.
Baca Juga: AAUI ajukan tarif premi ABMN senilai Rp 20 miliar ke kemenkeu Askrindo sendiri mencatatkan pendapatan premi bruto per Juni 2019 senilai Rp 2,91 triliun. Nilai ini tumbuh 84,18% yoy dari posisi yang sama tahun atau
year on year (yoy) Rp 1,58 triliun. Sedangkan hasil
underwriting mencapai Rp 669,3 miliar tumbuh 79,98% yoy Rp 371,87 miliar. Berkat kinerja ini laba setelah pajak senilai Rp 487,79 miliar tumbuh 40,28% yoy dari Rp 347,72 miliar. Andrianto menjelaskan
roadmap digitalisasi yang akan dilakukan oleh Askrindo hingga 2021 mendatang. Pada tahun ini, Askrindo masih akan menjadi digital
followers dimana akses antara penjualan dan nasabah dilakukan melalui aplikasi digiAsk dan New Corporate Portal. Sedangkan
core system akan menggunakan Askrindo Core System (ACS),
reporting dashboard management,
internal rating, dan
automation process. Sedangkan infrastruktur yang akan dibentuk adalah
cloud computing, peningkatan keamanan infrastruktur digital, dan peningkatan
help desk.
Baca Juga: Meski bisnis asuransi tumbuh 20,6%, AAUI akui masih ada tantangan hingga akhir tahun Pada 2020 nanti, Askrindo akan menjadi
digital innovators dimana akses penjualan dan pembeli akan menggunakan polis digital (epolis) dan
contact center digital Adapun
core system yang akan digunakan berupa penerapan IFRS 17, manajemen analisis data, dan peningkatan layanan manajemen. Adapun infrastruktur yang dibangun adalah peningkatan sistem monitoring digital dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sedangkan pada tahun terakhir, Askrindo ingin menjadi Digital Champions dimana akses penjualan dan pembeli akan menerapkan layanan konsumen secara digital. Peningkatan integrasi API. Sedangkan
core system akan mengimplementasikan IFRS 17 secara optimal dan menggunakan analisis
big data. Adapun infrastruktur digital yang diperkuat adalah kontak senter. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi