Buatan China segera tergantikan dengan buatan AS



BEIJING. Produk China buatan Amerika. Istilah ini sepertinya akan segera akrab di telinga kita. Pasalnya, China tidak lagi menjadi tempat yang murah untuk memproduksi barang seperti dulu. Melejitnya biaya produksi memaksa pelaku bisnis untuk mencari negara baru untuk memproduksi barang mereka.

Amerika Serikat mungkin bukan pilihan teratas untuk seluruh industri. Namun, sejumlah manufaktur mulai melirik AS. Banyak dari mereka berasal dari China. Mengingat adanya kemungkinan pemotongan pajak korporasi di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, sepertinya, akan ada lebih banyak perusahaan China yang akan datang ke AS.

"Alasan mengapa kami mau berinvestasi di AS bukan hanya karena pemerintahan Trump mendukungnya. AS memiliki keuntungan alami bagi investasi China," jelas Xiao Wunan, deputy chairman of Asia Pacific Exchange and Cooperation Foundation. Wunan merupakan eksekutif bisnis China yang berinvestasi di sektor pariwisata.

Jadi, apa saja alasan pengusaha China memilih AS?

- Biaya lebih murah

John Ling, president of the Council of American States di China, mendapatkan pendapatan dari mencari lokasi investasi prospektif di AS untuk perusahaan China.

"Dalam setiap proyek saya membantu menemukan lokasi di AS, jika saya tidak bisa menyodorkan bukti bahwa mereka bisa menekan biaya produksi, kesempatan saya di AS hampir nol. Faktor biaya yang menyebabkan hal ini," jelas Ling.

Pekerja Amerika mendapatkan banyak uang di banding para pekerja di China. Namun AS masih berada di posisi teratas jika menghitung biaya secara total.

Bagi Keer Group, perusahaan manufaktur tekstil yang berbasis di Hangzhou, pekerja Amerika dibayar dua kali lipat dibanding pekerja di China. Hal itu diungkapkan oleh Zhu Shanqing, presiden Keer Group. Meski demikian, biaya produksi di Amerika lebih rendah secara signifikan di banding China.

"Di AS, listrik dan kapas jauh lebih murah. Biaya produksi saya per ton tekstil lebih rendah 25% di AS," jelas Shanqing.

Sebagai tambahan, tingkat upah di China sudah naik 30% setiap tahunnya selama satu dekade terakhir. Atas perhitungan tersebut, dia memutuskan untuk menggelontorkan dana US$ 220 juta untuk membangun pabrik di South Carolina dan berencana memindahkan seluruh bisnisnya ke AS. Targetnya, dia akan mempekerjakan sekitar 500 orang pada akhir tahun ini.

Keuntungan lainnya adalah adanya kemungkinan penurunan pajak korporasi paling minimal 15%, seperti yang diajukan Trump.

"Jika Trump memangkas pajak korporasi meski hanya 5%, perusahaan yang hengkang dari Amerika beberapa tahun lalu, akan kembali lagi," katanya.

- Lingkungan bisnis yang stabil

Jika dibandingkan dengan negara lain, khususnya negara emerging, China sudah menjadi acuan untuk stabilitas manufaktur dalam beberapa dekade. Meski demikian, AS memiliki nilai jual yang tidak suka dibicarakan oleh perusahaan China. Yakni: udara yang lebih baik, makanan yang lebih aman, akses yang terbuka untuk pendanaan, dan tidak adanya intervensi pemerintah.

Politisi negara bagian AS memang menjadi pihak yang menunjuk perusahaan asing untuk menciptakan lapangan kerja. Tapi saat mereka berinvestasi, pejabat Amerika tidak akan melakukan intervensi lagi. Begitu perusahaan asing tadi berada di AS, China atau bukan, mereka akan diperlakukan sama seperti perusahaan lain.

- Kedekatan dengan konsumen AS

Konsumen China merupakan para pembeli masa depan, tapi orang Amerika adalah pembeli hari ini. Seiring pesatnya pertumbuhan perusahaan China dan ekspansi jejak mereka ke luar negeri, banyak dari mereka melihat pasar AS sebagai tempat suci.

GAC Motor yang berbasis di Guangzhou dan mengincar pasar AS, misalnya,  mengatakan bermitra dengan produsen otomotif negara bagian atau bahkan membangun pabrik Amerika merupakan targetnya.

"Jika kita bisa sukses di pasar AS, kita bisa sukses di manapun di dunia ini," kata Presiden GAC Yu Jun kepada CNBC. Dia menambahkan, dengan memiliki fasilitas di AS, produsen akan lebih gesit dalam menanggapi berbagai kebutuhan pelanggan.

"Tidak masalah apakah perekonomian tengah berada dalam kondisi baik atau buruk, AS masih menjadi pasar nomor satu bagi perusahaan manapun di dunia. Jadi tentu saja, pastinya Anda ingin lebih dekat dengan pelanggan Anda berada," papar Ling.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie