BUDI bidik penjualan tahun ini Rp 2,5 triliun



JAKARTA. Produsen tepung tapioka PT Budi Strach & Sweeteneer Tbk menargetkan kinerja tahun ini cenderung konservatif lantaran tertekan penurunan harga singkong. Meski curah hujan sudah kondusif bagi produksi, namun penjualan emiten berkode saham BUDI ini cukup tertekan.

"Volume produksi kita memang naik, tapi harga jual turun," Wakil Presiden Direktur PT Budi Strach & Sweeteners Tbk Sudarmo Tasmin di sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa (6/6).

Jika pada 2015, harga singkong mencapai Rp 1.000 per kilogram (kg), maka pada musim panen akhir 2016 lalu, harga rata-rata singkong turun menjadi Rp 700 per kg. Menurut Sudarmo, harga singkong saat ini pun masih di kisaran Rp 750 per kg.


Tahun ini, BUDI hanya menargetkan penjualan Rp 2,5 triliun sampai akhir 2017, tidak terlalu jauh dari pencapaian tahun lalu senilai Rp 2,46 triliun. Sampai kuartal I 2017, penjualan BUDI naik 2,5% year on year dari Rp 626 miliar menjadi Rp 642 miliar. Dengan perolehan laba bersih naik 6,8% yoy menjadi Rp 15,6 miliar.

Penjualan Tapioka naik 17% menjadi Rp 498 miliar di kuartal I 2017. Namun, sweeteners turun 22% dari Rp 211 miliar menjadi Rp 163 miliar.

"Sweeteners memang ada penurunan, soalnya pasar di Indonesia masih di warnai produk impor India dan negara Asia Tenggara lainnya," kata Sudarmo. Khusus untuk ASEAN, negara yang mengimpor sweeteners mendapat keuntungan bebas bea masuk. Meski demikian, Sudarmo mengklaim produk sweeteners BUDI masih memegang top 3 di pangsa pasar domestik.

Menurut Sudarmo, BUDI akan terus meningkatkan produksinya. "Di 2017 ini, kami akan tingkatkan produksi 5%," katanya.

Sekadar gambaran, tahun lalu, BUDI telah memproduksi sebanyak 345.000 ton tepung tapioka dan 94.000 ton sweeteners. Menurut Sudarmo, produksi selama 2016 dibanding tahun sebelumnya naik hampir 38%.

Sebelumnya, BUDI telah merampungkan akuisisi satu pabrik baru di Ponorogo, Jawa Timur. Pabrik tersebut akan memproduksi sweeteners yang ditargetkan beroperasi pada kuartal tiga atau empat tahun ini. Kapasitas terpasang sebesar 60.000 ton per tahun.

Dengan penambahan satu pabrik, BUDI memiliki total 15 pabrik tapioka dan sweeteners. Kapasitas terpasang total sebesar 825.000 ton tapioka dan sweeteners per tahun. "Untuk utilisasi sudah 50%," kata Sudarmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini