Budi Starch akan akuisisi pabrik tapioka baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bahan baku yang melimpah membuat kinerja PT Budi Starch & Sweetener Tbk menurun di tahun ini. Direktur PT Budi Starch & Sweeteneer Tbk, Mawarti Wongso menjelaskan, pendapatan tahun ini memang menurun. Hal ini terjadi karena bahan baku yang melimpah membuat harga jual tapioka turun.

"Secara volume produksi tapi kami tetap tinggi sehingga kinerja laba pun akhirnya naik," kata Mawarti saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/11).

Hitungan emiten berkode dagang BUDI, ini per September rata-rata harga tapioka senilai Rp 4.100 per kilogram (kg). Menurun dari nilai tahun lalu sekitar Rp 5.250 per kg. "Kami prediksi harga sampai akhir tahun tetap senilai Rp 4.000-an. Tidak masalah karena kebutuhan dalam negeri tetap tinggi," katanya.


Dalam laporan keuangan kuartal III-2017 tercatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,86 triliun atau turun dari periode yang sama dari sebelumnya sebesar Rp 1,90 triliun. Sedangkan laba bersih sebesar Rp 33,3 miliar atau naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,1 miliar.

"Laba bersih sudah pasti naik karena kuartal-III 2017 sudah setara dengan hasil tahun lalu," lanjutnya. Sayangnya, Mawarti belum mau beberkan kenaikannya. Merujuk laporan keuangan tahun 2016 lalu, Budi Starch mengantongi pendapatan senilai Rp 2,47 triliun, atau naik 3,8% dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp 2,37 triliun. Sedangkan laba tercatat senilai Rp 33,6 miliar atau naik 71% ketimbang laba periode tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 19,6 miliar.

Editor: Rizki Caturini