Budi Starch ekspansi dua pabrik pada 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 merupakan periode ekspansi bagi PT Budi Starch & Sweetener Tbk. Produsen tepung tapioka, sweetener dan karung plastik ini berencana menambah dua pabrik.

Deputy President Director PT Budi Starch & Sweeteneer Tbk, Sudarmo Tasmin menjelaskan, akan ada ekspansi pabrik fruktosa di Jawa Timur. Dengan kapasitas pabrik sebesar 36.000 ton per tahun.

"Kami sedang menimbang antara di Krian atau Ponorogo, Jawa Timur. Tapi, yang pasti investasinya sekitar Rp 41 miliar," kata Sudarmo dalam paparan publik, Senin (20/11).


Menurutnya, pabrik di Krian sudah ada gedung pabriknya, sehingga tinggal diperbesar kapasitas. Sedangkan di area Ponorogo, baru ada pabrik tapioka yang dimiliki pereroan. "Kami harapkan awal tahun sudah dimulai pembangunan dan akhir tahun 2018 sudah bisa beroperasi. Sehingga baru bisa terlihat kinerjanya di 2019," tuturnya.

Sudarmo menyebut, produk sweetener, baik fruktosa maupun glukosa punya pasar besar di perusahaan minuman. Kliennya seperti perusaahaan merk ABC.

Selain itu, Direktur PT Budi Starch & Sweeteneer Tbk, Mawarti Wongso mengatakan, perusahaan akan mengakuisisi satu pabrik tapioka di Lampung. Nilai investasi sebesar Rp 60 miliar dengan dana dari internal dan perbankan. "Kami sudah survei bahan baku singkongnya sudah ada di dekat area pabrik," katanya.

Menurutnya, pabrik tersebut merupakan pabrik lama, sehingga perlu ada revitalisasi. Kapasitas produksi lama hanya 30.000 ton per tahun. Perusahaan mengkalkukasi, produksi awal bisa sebesar 60.000 ton.

Sebagai informasi, Budi Starch kini memiliki 15 pabrik tepung tapioka yang tersebar di beberapa daerah. Selain itu, ada empat pabrik sweetener yang berlokasi di Lampung, Subang, Krian, dan Solo. Perusahaan juga memiliki satu pabrik yang memproduksi karung plastik untuk kebutuhan pelengkap perusahaan. Adapun kapasitas terpasang dari semua pabrik milik perseroan ini mencapai 825.000 ton.

Dalam laporan keuangan kuartal III-2017,  perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,86 triliun, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,90 triliun. Sedangkan, laba bersih sebesar Rp 33,3 miliar, atau naik dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,1 miliar. "Tahun depan pastinya baik pendapatan dan laba bersih pasti naik," ujar Mawarti.

Tahun ini alokasi capex perseroan sebesar Rp 100 miliar. Adapun, tahun depan, Budi Starch sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 170 miliar. Dengan rencana alokasi penggunaan Rp 100 miliar untuk operasional perseroan, sedangkan sisanya untuk ekspansi pabrik baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini