Budi Starch & Sweetener (BUDI) Incar Pertumbuhan Kinerja Double Digit Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) optimistis bisa mengejar pertumbuhan kinerja double digit di tahun 2023. Target BUDI, pendapatan perusahaan bisa tumbuh 15%-16% dibanding tahun 2022, sementara laba bersih ditargetkan naik sekitar 10% dibanding 2022.

“Kalau kita lihat  kuartal I  aja (pertumbuhan pendapatan) udah 15%-16%, kurang lebih angka itu yang kita kejar di 2023 ini,” ujar Wakil Presiden BUDI, Sudarmo Tasmin saat ditemui Kontan.co.id usai acara Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Kuningan, Jakarta, Jumat (12/5).

Kinerja top line dan bottom line BUDI memang kompak tumbuh positif di tiga bulan pertama tahun ini. Laporan keuangan interim perusahaan menunjukkan, pendapatan usaha BUDI naik 16,13% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula Rp 849,98 miliar di kuartal I 2022 menjadi Rp 987,13 miliar di kuartal I 2023.


Baca Juga: Prospek ekspor tepung tapioka Budi Starch & Sweetener (BUDI) masih menjanjikan

Catatan saja, pendapatan usaha (sebelum eliminasi) BUDI pada lini penjualan tepung tapioka, yang notabenenya merupakan penyumbang pendapatan terbesar dalam pendapatan konsolidasi BUDI, bertumbuh 19,53% yoy dari semula Rp 589,38 miliar di kuartal I 2022 menjadi Rp 704,29 miliar di kuartal I 2022. 

Ini setelah volume penjualan tepung tapioka BUDI melonjak dari semula 82.000 ton di kuartal I 2022 menjadi 105.000 ton di kuartal I 2023.

Seturut kenaikan penjualan konsolidasi, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih BUDI lantas tumbuh 12,87% yoy menjadi Rp 34,25 miliar di kuartal I 2023. Sebelumnya, laba bersih BUDI berjumlah Rp 30,34 miliar di kuartal I 2022.

Sudarmo berujar, BUDI berencana mengungkit volume produksi tepung tapioka dari level 300 ribuan ton di tahun 2022 menjadi 400 ribuan ton di 2023. Hal ini dalam rangka mendukung pencapaian target pertumbuhan kinerja pada tahun ini. Caranya ialah dengan memastikan agar kebutuhan pasokan bahan baku singkong untuk pembuatan tepung tapioka dapat dipenuhi dengan baik.

Kendati demikian, BUDI belum berencana melakukan ekspansi pabrik. Kapasitas produksi terpasang tepung tapioka perusahaan, kata Sudarmo, masih mampu menunjang rencana kenaikan produksi perusahaan.

Sebagai gambaran, saat ini kapasitas produksi terpasang perusahaan pada lini produk tepung tapioka berjumlah 885.000 ton per tahun. Sementara itu, tingkat keterpakaian alias utilisasinya berkisar 40%-60%.

 
BUDI Chart by TradingView

“Kita kapasitas terpasang masih 885 ribu ton. hampir 900 ribu ton, sedangkan kita produksinya paling sekitar 400 ribu, masih banyak (ruang kapasitas yang bisa dipergunakan),” tutur Sudarmo.

Lantaran belum memiliki rencana ekspansi, anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) BUDI pada tahun ini difokuskan untuk keperluan perawatan aset atau maintenance, sama seperti tahun lalu. 

Tahun ini BUDI menganggarkan capex sekitar Rp 120 miliar, naik sedikit dari realisasi capex tahun lalu yang berjumlah Rp 110 miliar. Hingga akhir Maret 2023 lalu, BUDI telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 30 miliar. 

Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, Kas Akhir Tahun BUDI tercatat berjumlah Rp 45,11 miliar per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut turun 31,00% dibanding posisi Kas Awal Tahun yang berjumlah Rp 65,38 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .