Budidaya jahe merah, kelompok tani tujuh desa di Riau dapat penghasilan tambahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pademi Covid-19, tujuh desa di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau memperoleh manfaat ekonomi dari budidaya jahe merah. Tujuh desa tersebut masuk dalam program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Bumipalma Lestaripersada (BPLP), anak usaha Sinar Mas Agribusiness and Food.

Budidaya jahe merah mendatangkan keuntungan karena berdasarkan penelitian untuk Food Industry Asia yang dilakukan oleh lembaga riset AiPalette, konsumen Indonesia memilih jahe merah untuk meningkatkan imunitas tubuh. 

Alhasil, sepanjang Januari-Agustus 2020, permintaan jahe merah tercatat meningkat 138% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Direktur Utama Sinar Mas Agribusiness and Food Riau Franciscus Costan mengatakan, pihaknya percaya jahe merah adalah tanaman yang baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan terhadap pembukaan lahan. 

Baca Juga: Ini makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita asam lambung

Terlebih lagi, pandemi Covid-19 telah meningkatkan minat konsumen pada pengobatan tradisional untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

"Jadi, meskipun program masih pada tahap awal, kami yakin akan memiliki dampak positif yang bertahan lama," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (7/10).

Sebagai informasi, jahe merah merupakan komoditas Pertanian Ekologis Terpadu (PET) program Desa Makmur Peduli Api PT BPLP. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2019.

Program yang memiliki lebih dari 124 anggota ini mengajak masyarakat untuk meninggalkan pola pertanian membakar lahan dan menggantinya dengan pertanian ramah lingkungan dan lebih produktif. Dengan demikian, masyarakat dapat mencegah karhutla sekaligus meningkatkan kesejahteraannya melalui pendapatan tambahan.

Dalam tahap pertama ini, secara total, kelompok tani dapat memanen 62 ton jahe merah. Masing-masing anggota kelompok tani bisa mendapat tambahan penghasilan sebanyak Rp 15 juta per keluarga. Tanaman jahe merah ditanam di masing-masing lahan petani seluas seperempat hektare.

“Sebelumnya kami hanya menjual kopra. Namun, melalui program PET dari PT BPLP, ada tambahan penghasilan dari panen jahe merah yang ditanam di lahan kami. Kini penghasilan kami pun bertambah”, tutur anggota kelompok Karya Tani Mas Budi Santoso.

Sinar Mas Agribusiness and Food menempatkan tiga orang tenaga ahli serta dukungan bahan dan alat belajar, bantuan bibit jahe, benih sayuran, dan bibit nanas madu kepada masyarakat saat mereplikasi program di lahannya masing-masing.

Untuk memberikan nilai tambah, Sinar Mas Agribusiness and Food mendampingi masyarakat membuat jahe merah bubuk agar dapat disimpan lebih lama dibandingkan jahe merah yang belum diolah. Selain itu, pengemasan yang menarik diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap produk jahe merah.

Saat ini pengolahan jahe merah menjadi jahe merah bubuk telah terlaksana di Desa Karya Tani. Harapannya, proses menciptakan nilai tambah ini dapat diperluas ke desa-desa lainnya.

Selanjutnya: Masker scuba tak efektif cegah corona, ini hasil penelitiannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi