Buffet segera tentukan suksesor



NEW YORK. Warren Buffet, chief executive officer Berkshire Hathaway Inc, mengumumkan kepada para pemegang saham bahwa jajaran direksi sudah memutuskan untuk melakukan penggantian dirinya sebagai CEO. "Jajaran direksi sangat antusias mengenai siapa suksesor saya yang akan menjabat sebagai CEO, seseorang yang akan mereka kagumi baik dari segi manajerial dan kualitasnya. Pada saat penyerahan kekuasaan dilakukan, semuanya akan berjalan lancar," jelas Buffet pada hari ini (26/2), tanpa menyebut siapa yang dimaksud. Dia juga menambahkan, kualitas bisnis dan manager Berkshire akan menyokong kinerja CEO baru dengan sangat baik. "Dengan adanya suksesor ini, jangan pernah berpikir bahwa saya dan Charlie akan pergi kemana-mana. Kami masih dalam kondisi sehat, dan kami mencintai apa yang sedang kami lakukan," ungkap Buffet. Sekadar informasi, Buffet (81 tahun), saat ini tengah mendapatkan tekanan untuk melakukan transisi kepemimpinan Berkshire. Buffet juga diharuskan memimta maaf mengenai pandangannya tentang David Sokol, mantan manager Berkshire. Sokol sebelumnya dipertimbangkan sebagai suksesor Buffet. Namun, pada April 2011 mengundurkan diri dan dikenai tuduhan melanggar kebijakan insider trading perusahaan. "Setelah bencana Sokol, dia (Buffet) harus segera menyelesaikan isu suksesor tersebut," jelas Jeff Matthews, salah seorang pemegang saham Bershire sekaligus pengarang "Secrets in Pain Sight: Business and Investing Secrets of Warren Buffet. Tahun lalu, saham perusahaan yang ditransaksikan di indeks Standard & Poor's 500 mencatatkan penurunan 4,7%. Sedangkan indeks S&P 500 tak banyak mencatatkan perubahan. Memang, perjalanan bisnis Berkshire yang saat ini harus mengelola portofolio saham senilai US$ 77 miliar dan memiliki 270.000 pekerja, sangat tergantung dengan Buffet. Dia menjalankan perusahaannya dari Omaha, Nebraska, dengan bantuan 24 staf dan konsultan. Sementara, posisi Vice Chairman dipegang oleh Charles Munger (88 tahun).

Sebelumnya, Howard Buffet, Berkshire Director, pernah mengungkapkan bahwa sang ayah tidak pernah merencanakan pensiun dan berencana memimpin perusahaan hingga kematian menjemput.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie