KONTAN.CO.ID - Era kepemimpinan Warren Buffett sebagai Chief Executive Officer (CEO) Berkshire Hathaway segera berakhir. Investor legendaris yang kini berusia 95 tahun tersebut bersiap melepas jabatan eksekutifnya setelah menahkodai konglomerat global tersebut selama enam dekade. Meski demikian, Buffett tidak sepenuhnya meninggalkan dunia bisnis yang telah membesarkan namanya.
Keengganan untuk Pensiun Total
Dalam berbagai kesempatan, Buffett secara terbuka menyatakan ketidaktertarikannya pada konsep pensiun konvensional. Mengutip Business Insider, Buffett sempat berujar kepada The Wall Street Journal bahwa dirinya tidak akan duduk diam di rumah untuk menonton acara televisi. Fokus dan minatnya terhadap dunia investasi serta manajemen bisnis tetap tidak berubah meskipun usianya terus bertambah. Melalui surat tahunannya saat momen Thanksgiving, Buffett mengungkapkan bahwa dirinya masih rutin berkantor di markas besar Berkshire di Omaha selama lima hari dalam seminggu. Ia mengaku terkadang masih memiliki ide-ide segar atau mendapatkan tawaran bisnis menarik yang memerlukan pertimbangannya. Baca Juga: Pekerjaan Sederhana CEO Sukses: Pelajaran Resiliensi Dedikasi jangka panjang ini telah terlihat sejak ia mengambil alih kendali perusahaan pada tahun 1965. Di bawah kepemimpinan visionernya, Berkshire Hathaway bertransformasi dari pabrik tekstil yang hampir bangkrut menjadi raksasa konglomerat yang menaungi berbagai bisnis besar, seperti:- Geico: Perusahaan asuransi kendaraan bermotor terkemuka di Amerika Serikat.
- NetJets: Penyedia layanan penerbangan privat.
- Portofolio Saham Publik: Kepemilikan saham signifikan di perusahaan global seperti Coca-Cola dan Kraft Heinz.
Filosofi Kerja Warren Buffett
Bagi komunitas investasi global, sosok Buffett adalah simbol stabilitas dan strategi jangka panjang. Ia sering menekankan bahwa mengelola modal Berkshire, baik secara internal maupun eksternal, adalah pekerjaan paling menyenangkan di dunia. Dalam pertemuan tahunan pemegang saham tahun 2000, Buffett menceritakan bagaimana ia dan mendiang Charlie Munger merasa beruntung bisa bekerja dengan orang-orang yang mereka percayai setiap hari. Melansir sumber yang sama, Buffett menggambarkan aktivitas investasinya seperti melukis di atas kanvas sendiri, di mana ia memiliki kebebasan penuh untuk menentukan arah perusahaan sesuai visinya. Pandangan Buffett terhadap masa pensiun bahkan tergolong ekstrem bagi sebagian orang. Pada pertemuan tahun 1996, ia sempat menyebut bahwa ide untuk pensiun adalah hal yang tidak terpikirkan atau "unthinkable". Ia bahkan berseloroh bahwa pensiun adalah hal terburuk, sementara kematian berada di urutan kedua setelahnya. Tonton: Kasus Berulang, FDA Kembali Tarik Udang Beku Asal Indonesia dari Pasar ASRencana Suksesi dan Struktur Kepemimpinan Baru
Meskipun Buffett melepaskan jabatan CEO, operasional harian Berkshire Hathaway akan berada di bawah kendali Greg Abel. Struktur baru ini dirancang untuk mempertahankan budaya perusahaan yang telah dibangun selama puluhan tahun. Berikut adalah poin utama dalam transisi kepemimpinan Berkshire:- Operasional Eksekutif: Greg Abel akan memegang tanggung jawab penuh sebagai CEO untuk pengambilan keputusan operasional.
- Pengawasan Strategis: Warren Buffett tetap sebagai Chairman, memberikan saran strategis dan menjaga nilai-nilai inti perusahaan.
- Manajemen Portofolio: Tim investasi internal tetap menjalankan strategi value investing yang menjadi ciri khas Berkshire.