KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, rencana pemerintah membuka akses mineral kritis kepada Amerika Serikat (AS) sebagai imbalan tarif 0% terhadap sejumlah komoditas, belum memberikan keuntungan yang seimbang bagi Indonesia. Menurut Huda, kerja sama tersebut justru membuat Indonesia berada di posisi yang kurang menguntungkan karena manfaat yang diperoleh AS dinilai jauh lebih besar. Pasalnya, Indonesia harus menggadaikan mineral kritisnya, sementara imbal balik yang didapat hanya berupa pengecualian tarif untuk ekspor komoditas. “Selamanya ekspor kita akan bergantung pada komoditas. Meskipun dari sisi neraca dagang masih akan positif, tapi bagi industri manufaktur kita akan negatif,” ujar Huda kepada Kontan, Selasa (30/12/2025).
Buka Akses Mineral Kritis ke AS Demi Tarif 0% Komoditas, Ekonom: Indonesia Rugi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, rencana pemerintah membuka akses mineral kritis kepada Amerika Serikat (AS) sebagai imbalan tarif 0% terhadap sejumlah komoditas, belum memberikan keuntungan yang seimbang bagi Indonesia. Menurut Huda, kerja sama tersebut justru membuat Indonesia berada di posisi yang kurang menguntungkan karena manfaat yang diperoleh AS dinilai jauh lebih besar. Pasalnya, Indonesia harus menggadaikan mineral kritisnya, sementara imbal balik yang didapat hanya berupa pengecualian tarif untuk ekspor komoditas. “Selamanya ekspor kita akan bergantung pada komoditas. Meskipun dari sisi neraca dagang masih akan positif, tapi bagi industri manufaktur kita akan negatif,” ujar Huda kepada Kontan, Selasa (30/12/2025).