Buka pasar baru, penjualan minyak sawit menanjak



JAKARTA Meski ada boikot minyak sawit Indonesia dari sejumlah negara di Eropa, penjualan minyak nabati ini masih menunjukkan kenaikan. Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menilai boikot dari Eropa belum terlalu berpengaruh pada penjualan minyak sawit karena masih banyak negara yang menjadi target ekspor.

Salah satunya adalah Afrika Selatan yang pada bulan kemarin dikunjungi oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. “Apalagi, minyak sawit sekarang ditawarkan ke Afrika, jadi berusaha membuat pasar-pasar baru,” terang Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif DMSI kepada KONTAN (1/8).

Sebelumnya ekspor ke Afrika relatif masih kecil masih, yakni dibawah satu juta ton. Ekspor paling besar minyak sawit Indonesia adalah ke India, China, Pakistan, Eropa dan Amerika. Sementara untuk harga, Iskandar menilai cenderung fluktuatif tapi masih berkisar di angka USD 750 per metrik ton.


Meski ada penurunan impor dari beberapa negara, Iskandar menjelaskan bahwa penjualan masih terus meningkat. Beberapa negara masih mengimpor bahkan menambah impor minyak sawitnya. Iskandar optimis penjualan akan terus meningkat.

Iskandar menerangkan ekspor sampai Mei 2017 konsisten sekitar 2,7 juta ton per bulan. Kalau melihat tahun 2016 ekspor kita itu hanya sekitar 26 juta ton. “Kalau angka ini bertahan pasti melampaui angka 2016,” terang Iskandar

Konsumsi minyak sawit untuk pasar domestik pun terus meningkat. Konsumsi minyak sawit pada Januari 2017 sekitar 913.000 ton dan naik menjadi 920.000 ton di bulan Mei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.