JAKARTA Meski ada boikot minyak sawit Indonesia dari sejumlah negara di Eropa, penjualan minyak nabati ini masih menunjukkan kenaikan. Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menilai boikot dari Eropa belum terlalu berpengaruh pada penjualan minyak sawit karena masih banyak negara yang menjadi target ekspor. Salah satunya adalah Afrika Selatan yang pada bulan kemarin dikunjungi oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. “Apalagi, minyak sawit sekarang ditawarkan ke Afrika, jadi berusaha membuat pasar-pasar baru,” terang Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif DMSI kepada KONTAN (1/8). Sebelumnya ekspor ke Afrika relatif masih kecil masih, yakni dibawah satu juta ton. Ekspor paling besar minyak sawit Indonesia adalah ke India, China, Pakistan, Eropa dan Amerika. Sementara untuk harga, Iskandar menilai cenderung fluktuatif tapi masih berkisar di angka USD 750 per metrik ton.
Buka pasar baru, penjualan minyak sawit menanjak
JAKARTA Meski ada boikot minyak sawit Indonesia dari sejumlah negara di Eropa, penjualan minyak nabati ini masih menunjukkan kenaikan. Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) menilai boikot dari Eropa belum terlalu berpengaruh pada penjualan minyak sawit karena masih banyak negara yang menjadi target ekspor. Salah satunya adalah Afrika Selatan yang pada bulan kemarin dikunjungi oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. “Apalagi, minyak sawit sekarang ditawarkan ke Afrika, jadi berusaha membuat pasar-pasar baru,” terang Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif DMSI kepada KONTAN (1/8). Sebelumnya ekspor ke Afrika relatif masih kecil masih, yakni dibawah satu juta ton. Ekspor paling besar minyak sawit Indonesia adalah ke India, China, Pakistan, Eropa dan Amerika. Sementara untuk harga, Iskandar menilai cenderung fluktuatif tapi masih berkisar di angka USD 750 per metrik ton.