Bukadompet dibekukan, payment Bukalapak terimbas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia dorong para pelaku e-commerce yang berekspansi di ranah sistem pembayaran digital. Tak terkecuali Bukalapak.

Hingga saat ini, Bukadompet milik Bukalapak masih dibekukan untuk layanan proses top up. Terkait hal ini, CEO dan Founder Bukalapak Achmad Zaky menjelaskan, pihaknya sudah melengkapi semua persyaratan dan tengah menunggu izin dari Bank Indonesia (BI).

Namun hal ini cukup mempengaruhi bisnis Bukalapak. Dari sisi pengguna, pembayaran melalui Bukadompet terbesar nomor dua setelah perbankan. Sekitar 20% potensi UKM hilang," tambah Zaky.


Zaky juga mengklaim Bukareksa menyumbang 10% pengguna reksadana yang beredar. Saat ini pengguna Bukareksa sudah mencapai lebih 50.000 orang. “Fintech ini akan punya daya ledak yang besar di masa depan.

Karena ukuran pasarnya mencapai Rp 5.000 triliun,” kata Zaky.

Berbicara soal nilai valuasi Bukalapak yang sudah mencapai status Unicorn, Zaky minim berpendapat. “Kalau ditanya unicorn, kami sudah unicorn. Intinya dari investor kami belum bisa terbuka memberikan informasi ke publik,” papar Zaky.

Sempat berembus bahwa Bukalapak akan melantai di Bursa Efek Indonesia, Zaky menampik hal ini. "IPOnya masih lama lah," kata Zaky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini