KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,83 triliun pada tahun 2024. Target pendapatan ini tumbuh 4,74% year on year (yoy) dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, laba bersih BUKK pada tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 508 miliar atau turun sekitar 3,28% yoy dibandingkan laba tahun 2023 yang sebesar Rp 688 miliar. Direktur BUKK Afifuddin Kalla mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga pertumbuhan kinerja secara positif. Ini tercermin dari raihan pendapatan perusahaan yang terus mengalami peningkatan dalam kurun 2021 hingga 2023 lalu.
Menurutnya, pertumbuhan signifikan pada tahun 2023 ditopang oleh sejumlah proyek yang tuntas pada tahun lalu. "Selalu tumbuh untuk pendapatan dari tahun ke tahun 2021-2023 trennya naik. Tapi memang di tahun lalu itu banyak pekerjaan yang baru selesai seperti pekerjaan Callender Hamilton (CH), pekerjaan Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) yang banyak pekerjaannya memang di 2023 jadi tercatat sangat besar terhadap proyek tersebut," kata Afifuddin dalam Public Expose, Rabu (12/6).
Baca Juga: Pendapatan Bukaka Teknik Utama (BUKK) Turun 31,94% pada Kuartal I-2024 Direktur BUKK Teguh Wicaksana Sari menambahkan, ada sejumlah proyek yang akan difokuskan pada tahun 2024 ini baik dalam negeri maupun luar negeri. "Pada tahun 2023 juga telah memulai langkah untuk mencoba penjajakan dalam pengembangan bisnis di Timur Tengah, yakni memasarkan produk oil & gas equipment yang menjadi salah satu lini bisnis perusahaan," ujar Teguh dalam kesempatan yang sama. Teguh optimis terhadap proyek konstruksi yang menjadi prioritas pemerintah, termasuk berlanjutnya proyek-proyek konektivitas maupun infrastruktur dasar proyek strategis nasional (PSN) di tahun ini maupun di tahun-tahun yang akan datang. Asal tahu saja, pendapatan BUKK dari kontrak konstruksi dan non konstruksi pada kuartal I-2024 turun 31,94% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 915,57 miliar. Padahal, pada kuartal I-2023 angkanya tercatat mencapai Rp 1,34 triliun.
Pendapatan Bukaka Teknik Utama tersebut terdiri atas pendapatan infrastruktur dan forging sebesar Rp 518,42 miliar, transportasi sebesar Rp 62,52 miliar, dan pendapatan energi dan tambang senilai Rp 308,38 miliar. Sementara itu, BUKK mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 172,26 miliar, naik tipis 0,72% yoy dibandingkan Rp 171,01 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Teguh menjelaskan, penurunan kinerja pada tiga bulan pertama tahun ini salah satunya dipengaruhi masih minimnya aktivitas memasuki tahun politik. "Harapannya kita bisa kejar di semester II ini," imbuh Teguh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat