KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (
BUKA) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2023. Seiring dengan itu, emiten teknologi mengincar pertumbuhan pendapatan di 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Sabtu (23/3), BUKA mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 4,43 triliun pada 2023. Ini meningkat 22,66% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 3,61 triliun. Pendapatan dari segmen marketplace berkontribusi sebesar Rp 2,23 triliun, yang berhasil tumbuh 47,44% YoY. Segmen online to offline menyumbang Rp 2,18 triliun dan segmen pengadaan mencapai Rp 11,09 miliar.
President Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan pihaknya punya platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming dan e-retail Bukalapak.
Baca Juga: Ada Kerugian Investasi, Bukalapak (BUKA) Cetak Rugi Bersih Rp 1,36 Triliun di 2023 "Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan dan menargetkan hasil yang kuat pada 2024,” kata dia dalam keterangan resmi, Sabtu (23/3). Teddy bilang ekonomi makro yang solid dan kepercayaan konsumen yang kuat telah memberikan momentum positif untuk 2024. Untuk itu, BUKA mengincar pendapatan bisa tumbuh hingga 20%. "Pendapatan akan meningkat antara 15%–20% menjadi setidaknya Rp 5,1 triliun dan EBITDA yang Disesuaikan lebih tinggi dari Rp 200 miliar untuk tahun buku 2024," jelas dia. Kendati begitu, emiten Grup Emtek ini masih menderita rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,36 triliun. Ini berbalik dari laba bersih senilai Rp 1,98 triliun. Ini sebabkan oleh tingginya beban dan rugi atas nilai investasi. Beban pokok pendapatan BUKA membengkak 32,33% secara tahunan dari Rp 2,55 triliun di 2022 menjadi Rp 3,38 triliun di 2023. Namun beberapa beban lainnya terpantau mengalami penurunan. Seperti, beban penjualan pemasaran yang menyusut 49,56% YoY menjadi Rp518,43 miliar pada 2023 dari Rp 1,02 triliun di sepanjang 2022.
Kemudian beban umum dan administrasi juga turun 47% secara tahunan menjadi Rp 1,34 triliun. Adapun di 2022, beban umum dan administrasi BUKA mencapai Rp 2,54 triliun. Keadaan juga semakin buruk karena Bukalapak harus menanggung beban operasional lainnya sebesar Rp 82,7 miliar. Padahal tahun sebelumnya, BUKA membukukan pendapatan operasional lainnya senilai Rp 338,46 miliar.
Tak hanya itu, Bukalapak juga mencatatkan rugi atas nilai investasinya sebesar Rp 1,22 triliun. Angka itu berbalik dari laba atas nilai investasi sebesar Rp 3,93 triliun di 2022. Meski begitu, Teddy mengklaim Bukalapak basis modal, rasio modal, dan neraca Bukalapak tetap kuat dengan Rp 19,3 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan investasi likuid. "Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan Reksadana pada 31 Desember 2023," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari