Bukalapak Tutup Layanan Penjualan Produk Fisik, Bagaimana Nasib Saham BUKA?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com, pionir e-commerce Indonesia, mengumumkan keputusan penting untuk menghentikan penjualan barang fisik pada tahun 2025. Lalu, bagaimana nasib saham BUKA yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Langkah ini mencerminkan semakin ketatnya persaingan di pasar e-commerce Indonesia, yang kini didominasi oleh pemain-pemain besar internasional seperti TikTok Shop dari ByteDance Ltd. dan Shopee dari Sea Ltd.

Dalam pernyataan resminya, Bukalapak menyebutkan bahwa perusahaan akan fokus pada penjualan produk virtual seperti pulsa ponsel dan token listrik. Mulai 9 Februari, pembeli tidak akan lagi dapat memesan barang fisik, dan pembelian yang belum diproses pada awal Maret akan dibatalkan.


Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Tutup Layanan Marketplace, Selanjutnya Fokus ke Produk Virtual

Penurunan Kinerja Bukalapak di Tengah Persaingan Sengit

Keputusan Bukalapak untuk menghentikan penjualan barang fisik tidak terlepas dari persaingan sengit yang terjadi di pasar e-commerce Indonesia, sebuah negara dengan sekitar 280 juta penduduk yang dianggap sebagai pasar yang sangat menjanjikan.

Sejak melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 2021, yang menjadi salah satu IPO terbesar di Indonesia, Bukalapak menghadapi tekanan besar dari pesaing-pesaingnya yang semakin agresif, seperti Shopee, TikTok, dan Lazada milik Alibaba Group.

Dengan peningkatan penetrasi pemain internasional di pasar ini, Bukalapak telah kesulitan mempertahankan pangsa pasar yang sebelumnya dikuasainya.

Keputusan untuk berfokus hanya pada produk virtual semakin menunjukkan bahwa perusahaan ini sedang mengalami kesulitan dalam bersaing, sebuah tanda bahwa Bukalapak mungkin tengah menghadapi restrukturisasi bisnis besar-besaran.

Baca Juga: Link Pengumuman Akhir CPNS 7 Instansi, Ada BKN, BPKP & Pemda, Kenali Arti Kode P-L-TL

Nasib saham BUKA

BUKA adalah kode saham dari PT Bukalapak.com Tbk. Saham BUKA tercatat di BEI pada 6 Agustus 2021. 

Saat itu, harga IPO saham BUKA dipatok 850. Namun, setelah IPO saham BUKA langsung rontok. 

Pada penutupan perdagangan Rabu 8 Januari 2025, harga saham BUKA parkir di level 117, turun 5 poin atau 4,10% dari sehari sebelumnya. Selama setahun terakhir, harga saham BUKA telah berkurang 85 poin atau 42,08%. 

Sejauh ini belum ada penjelasan di BEI terkait saham BUKA.

Namun manajemen BUKA menegaskan perusahaan tetap beroperasi meski ada penutupan layanan. Head of Media and Communications Bukalapak Dimas Bayu mengatakan, layanan marketplace Bukalapak masih tetap beroperasi seperti biasa. 

"Ke depannya kami hanya berfokus pada layanan produk virtual di platform marketplace kami guna memperkuat posisi di ekosistem produk virtual dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna di industri digital," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (8/1).

Dia menambahkan, Bukalapak juga sedang fokus pada pertumbuhan perusahaan dan entitas anak perusahaan untuk terus tumbuh lebih baik pada masa depan. Alhasil, Bukalapak bisa memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan, terutama pemegang saham.

Baca Juga: Harga Saham RATU Melesat Pasca IPO, Saatnya Jual atau Beli Lagi?

Menurut Muhammad Farras Farhan, analis dari Samuel Sekuritas di Jakarta, langkah Bukalapak untuk hanya menjual barang virtual bukanlah strategi yang terencana, melainkan sebuah seruan untuk bertahan hidup.

"Bukalapak kini sedang menghadapi restrukturisasi bisnis besar-besaran," ujar Farhan.

Pada kuartal ketiga hingga September, pendapatan Bukalapak tercatat mengalami penurunan sebesar 15%, berdasarkan data yang disusun oleh Bloomberg.

Pendukung terbesar Bukalapak adalah GIC Pte dan Archipelago Investment Pte dari Singapura.

Tonton: Rumah Di Bawah Rp 2 M Akan Bebas PPN

Selanjutnya: Menurut Feng Shui, Begini Cara Menarik & Meningkatkan Energi Positif di Rumah

Menarik Dibaca: Menurut Feng Shui, Begini Cara Menarik & Meningkatkan Energi Positif di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto