Bukalapak.com (BUKA) Terapkan Strategi Restrukturisasi, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melaporkan kinerja yang masih lemah hingga September 2024. Salah satu pemicunya adalah proses restrukturisasi yang sedang berlangsung. Kendati demikian, restrukturisasi ini digadang-gadang menjadi titik balik bagi kinerja BUKA. 

Sepanjang Januari - September 2024, emiten ini membukukan pendapatan sebesar Rp3,4 triliun yang hanya meningkat 1,8% YoY dari Rp 3,33 triliun dari periode yang sama tahun lalu.

Alhasil laba bersih perusahaan hanya sebesar Rp 597,34 miliar. Nilai tersebut menyusut sekitar 23,04% secara tahunan dari Rp 776,22 miliar per September 2023.


Baca Juga: Masih Merugi, Bukalapak.com (BUKA) Fokus pada Pertumbuhan yang Berkelanjutan

Analis Panin Sekuritas, Sarkia Adelia menyatakan jelas perolehan pendapatan tersebut masih di bawah estimasi dan konsensus pasar. Ia mencermati lemahnya pendapatan dipengaruhi oleh kinerja kurang positif pada segmen bisnis O2O yang tercatat penurunan 18,7% yoy menjadi Rp 455,7 miliar.

Akibatnya terjadi penurunan komisi atau total processing value (TPV) O2O sebesar 6% yoy menjadi Rp18,4 triliun.

"Penurunan ini disebabkan oleh seasonality, terutama turunnya permintaan di sektor gaming, yang belum dapat mendorong pertumbuhan volume transaksi di segmen O2O pada kuartal ketiga 2024," jelas Sarkia dalam riset Kamis (31/10).

Selain itu, pendapatan dari segmen marketplace juga mengalami penurunan hingga 10,8% yoy menjadi Rp 531 triliun. Sehingga TPV ikut turun menjadi 2,49% pada kuartal ketiga dengan TPV marketplace tercatat sebesar Rp 22,6 triliun. 

Sarkia mencermati penurunan tersebut dipengaruhi oleh penghabisan stok inventaris serta biaya tambahan dan penalti terkait penghentian kontrak dengan mitra dan vendor lebih awal. 

Analis JP Morgan, Henry Wibowo menjelaskan bahwa manajemen Bukalapak sedang melakukan restrukturisasi bisnis secara menyeluruh agar bisa mencapai keuntungan di kemudian hari. 

Restrukturisasi tersebut mencakup penghentian produk-produk yang tidak menguntungkan guna mengurangi operational cost perusahaan. Strategi ini diperkirakan bakal mengurangi sekitar 30%-40% dari TPV. Meski begitu, JP Morgan yakin melalui strategi restrukturisasi bisa mengembalikan kinerja positif BUKA. 

Baca Juga: Mulai November 2024, Saham Ini Masuk Blue Chip, Cek Saran Analis Sebelum Beli

Adapun biaya yang terkait dengan proses restrukturisasi ini dibebankan sebagian besar pada kuartal ketiga dan keempat tahun 2024, sementara sisanya dengan dampak yang lebih kecil diproyeksi terasa pada kuartal pertama tahun 2025. 

"Dengan demikian, Bukalapak mengalami penurunan TPV serta margin yang cenderung stagnan untuk sisa tahun ini. Tetapi ada sedikit peningkatan margin pada kuartal pertama 2025," jelas Henry dalam riset Rabu (30/10).

Setelah restukturisasi selesai, BUKA berencana untuk memperbarui fokusnya ke produk dengan margin dan bisnis yang sudah terbukti menguntungkan seperti gaming, ritel, dan layanan keuangan.

Untuk gaming, emiten e-commerce ini akan menawarkan harga yang sangat kompetitif di Indonesia untuk menggaet pasar, serta mengarahkan kembali fokus pada produk hero dan gaming yang telah terbukti sukses.

Untuk ritel, perusahaan ini akan fokus hanya ke merek lokal dan internasional berkinerja terbaik. Sementara terkait layanan keuangan, perusahaan akan memperluas layanan keuangan dan penetrasi basis pengguna Mitra Bukalapak. 

Baca Juga: Rugi Bersih Bukalapak (BUKA) Susut 23% Menjadi Rp 586 Miliar Hingga Kuartal III-2024

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai kinerja BUKA secara umum bertumbuh, walaupun termasuk belum profitable tetapi setidaknya membaik. 

"Harus bisa mempertahankan tren dari nilai transaksi sehingga kinerja bottom line bisa mencapai titik profitability," kata Nafan kepada KONTAN, Kamis (7/11). 

Ia menuturkan, salah satu pendorong kinerja BUKA adalah kondisi ekonomi makro yang kondusif. Maka dari itu, Nafan berharap agar pertumbuhan ekonomi stabil dan Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan yang pro pertumbuhan sehingga perekonomian domestik dapat berkembang lebih baik. 

Saat ini, Nafan menilai bahwa jarak antara inflasi dan suku bunga di Indonesia terpaut cukup lebar. Oleh sebab itu apabila BI menurunkan suku bunga, maka efeknya akan mendorong konsumsi rumah tangga yang menjadi motor penting dalam pertumbuhan ekonomi. 

Sentimen ini tentu berimbas ke Bukalapak yang merupakan emiten e-commerce. Berdasarkan analisa tersebut, Nafan memberi rekomendasi accumulative buy dengan target harga Rp 140 per saham. 

Panin Sekuritas menilai strategi restrukturisasi dapat membuat performa perusahaan membaik walaupun perlu waktu dan bertahap. 

Di tambah BUKA telah resmi bekerja sama dengan Bill & Mellinda Gates Foundation untuk menjangkau lebih dalam ke pasar tier II melalui inklusi finansial dan digital. Oleh sebab itu Panin Sekuritas memberi rekomendasi Buy dengan target harga Rp 160 per saham. 

JP Morgan memandang positif upaya restrukturisasi ini. Tetapi JP Morgan mempertimbangkan kas bersih sejumlah US$ 1,25 miliar yang belum menunjukkan kemajuan dalam meningkatkan pengembalian pemegang saham dalam tiga tahun terakhir. Oleh sebab itu JP Morgan merekomendasikan Netral dengan target harga Rp 125 per saham. 

Selanjutnya: Menilik Wacana Penerapan B40 di Tengah Stagnasi Produksi Sawit Nasional

Menarik Dibaca: Hujan Turun Merata, Ini Ramalan Cuaca Besok (8/11) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi