Bukan Bitcoin, Mata Uang Kripto Ini yang Memimpin Penurunan Harga



KONTAN.CO.ID - Pasar kripto ambrol. Bukan Bitcoin, harga Terra memimpin penurunan mata uang kripto pada Selasa (10/5), dengan merosot tajam hingga 46%.

Berdasarkan data CoinMarketCap pada Selasa pukul 13.05 WIB, harga Terra ada di US$ 32,83 atau anjlok 46,81% dalam 24 jam terakhir.

Harga mata uang dengan kode LUNA ini sempat terjungkal ke posisi US$ 24,14, level terendah sejak Agustus 2021.


Dibanding level tertinggi di US$ 119,18 yang tercipta pada 5 April lalu, harga Terra terpangkas sekitar 72%.

Baca Juga: Investor Masih dalam Panic-Selling Mode, Harga Bitcoin Jatuh di Bawah US$ 30.000

Bursa kripto Binance pun sampai menangguhkan penarikan Terra dan TerraUSD karena stablecoin berbasis Terra ini berjuang untuk memulihkan pasaknya terhadap dollar AS.

Binance mengumumkan penangguhan sementara dalam sebuah posting blog pada Selasa pagi, menyalahkan "volume tinggi transaksi penarikan" akibat kemacetan jaringan.

"Binance akan membuka kembali penarikan untuk token ini setelah kami menganggap jaringan stabil dan volume penarikan yang tertunda telah berkurang," kata Binance, seperti dikutip The Block.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terjungkal ke Titik Terendah sejak Juli 2021, Masih Bisa Turun?

Berita itu muncul di tengah periode turbulensi stablecoin algoritmik TerraUSD, stablecoin terbesar ketiga yang turun tajam terhadap dollar AS dalam beberapa hari terakhir.

Upaya signifikan telah dilakukan untuk mendukung TerraUSD. Luna Foundation Guard (LFG) mengumumkan rencana untuk meminjamkan Bitcoin dan UST senilai US$ 1,5 miliar.

Organisasi nirlaba berbasis di Singapura yang dibentuk untuk mendukung stablecoin berbasis Terra dan ekosistem Terra itu memberi pinjaman kepada perusahaan perdagangan pihak ketiga pada 9 Mei lalu.

Editor: S.S. Kurniawan