KONTAN.CO.ID - CEO Berkshire Hathaway sekaligus investor legendaris Warren Buffett mengetahui satu atau dua hal penting tentang menjalani kehidupan yang bahagia.

Berhasil mengumpulkan kekayaan bersih melebihi US$ 100 miliar tentu akan memudahkan Anda untuk tersenyum setiap pagi. Tapi menurut Warren Buffett, kuncinya bukanlah uang. Itulah mengapa Oracle of Omaha tersebut memiliki komitmen untuk memberikan kekayaannya yang luar biasa untuk tujuan filantropi sejak tahun 2006.

Lantas, apa rahasia bahagia Warren Buffett?

“Kebutuhan saya sederhana — apa yang membuat saya bahagia di usia 40 membuat saya bahagia di usia 90,” kata Warren Buffett seperti yang dikutip dari bosshunting.com.

Sebelum Anda menyebut hal tersebut omong kosong, perlu diingat orang yang mengatakan ini adalah pria yang masih tinggal di rumah sederhana yang sama yang dibelinya pada tahun 1958 seharga US$ 31.500 (terletak di Omaha, Nebraska). 

Dia juga bertahan dengan diet yang sebagian besar terdiri dari junk food (mirip dengan John Daly), dan bahkan tidak repot-repot menukar ponsel flipnya dengan iPhone hingga 2020 (boomer klasik). 

Baca Juga: 5 Petuah Warren Buffett Soal Investasi di Masa Sulit, Bisa Dicontek

Jelas, kita sedang berhadapan dengan seorang pria yang tahu tentang dirinya dan tidak menyimpang dari formula yang dibuatnya sendiri.

Sentimen yang sama juga digaungkan oleh teman lama Warren Buffett dan Wakil Ketua Berkshire Hathaway Charlie Munger.

“Hidup bahagia itu sangat sederhana,” kata Charlie Munger saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021 Daily Journal Corporation (DJCO).

“Aturan pertama dari kehidupan yang bahagia adalah harapan yang rendah. Itu yang bisa Anda atur dengan mudah. Dan jika Anda memiliki harapan yang tidak realistis, Anda akan sengsara sepanjang hidup Anda,” jelasnya.

Baca Juga: Warren Buffett: Emas Itu Malas & Tidak Memiliki Tempat dalam Portofolio Investor

Munger menambahkan: “Saya pandai memiliki harapan yang rendah dan itu membantu saya. Dan juga, ketika Anda [mengalami] pembalikan, jika Anda hanya menyedotnya dan mengatasinya, itu membantu jika Anda tidak hanya membuat diri Anda sendiri mengalami banyak kesengsaraan.”

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie