Bukan lagi prediksi, ekonom sebut resesi global akibat corona sudah mulai terjadi



KONTAN.CO.ID - LONDON. Ketika restoran, toko, maskapai penerbangan dan pabrik di berbagai belahan dunia, dari New York hingga Madrid harus tutup, para ekonom memperingatkan bahwa resesi global akibat corona bukan lagi wacana, namun sudah mulai terjadi.

Dilansir dari CNN, Data ekonomi China pada hari Senin menunjukkan bahwa negara itu dihantam oleh wabah corona pada bulan Januari dan Februari. Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tampaknya tidak mungkin pulih dalam waktu dekat.

Baca Juga: Nyaris nol, kasus lokal baru virus corona di China hanya satu


Sekarang, dengan pemerintah dan bank sentral di Eropa dan Amerika Utara berlomba melakukan langkah-langkah drastis untuk mencoba mengendalikan pandemi, Asia masih dalam siaga tinggi, dan pasar keuangan dalam krisis. Semakin banyak pakar mengatakan bahwa kontraksi global mulai terjadi.

"Sekitar 10 hari yang lalu ada beberapa ketidakpastian tentang apakah ekonomi global sedang dalam proses masuk ke dalam resesi. Kini hal tersebut tak perlu dipertanyakan lagi," kata David Wilcox, mantan kepala penelitian dan statistik di Federal Reserve Board.

Minggu lalu, dunia telah melihat perubahan dramatis dalam kehidupan sehari-hari ketika jumlah kasus virus corona melonjak diberbagai negara. Disusul langkah pemerintah yang meningkatkan berbagai kebijakan mulai dari pemberlakuan jam malam hingga lockdown.

Tindakan-tindakan ini, yang pasti akan menghadapi goncangan ekonomi yang serius, terjadi ketika besarnya kerusakan ekonomi di China akibat corona telah semakin terlihat.

Baca Juga: Malaysia lockdown, pemerintah: Corona lebih berbahaya dari tsunami

Runtuhnya aktivitas mempengaruhi setiap sektor ekonomi China selama dua bulan pertama tahun ini. Penjualan ritel anjlok 20,5% selama Januari dan Februari dibandingkan dengan 2019. Output industri turun 13,5%, dan investasi aset tetap turun hampir 25%.

Penurunan produksi industri di China adalah kontraksi paling tajam yang pernah tercatat.

Editor: Tendi Mahadi