MOMSMONEY.ID - Makin rasional, bukan latar belakang agama namun lima faktor ini yang menentukan mahasiswa memilih presiden berikutnya! Temuan ini diungkapkan oleh Praxis dan Election Corner UGM sebagai hasil survei kuantitatif kepada 1.001 mahasiswa berusia 16-25 tahun. Hasilnya kemudian didiskusikan dalam sebuah forum yang melibatkan empat akademisi dan mahasiswa perwakilan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Mulawarman (Unmul), dan Universitas Nusa Cendana (Undana).
Baca Juga: Mau Hoki? Sajikan 7 Buah Pembawa Keberuntungan di Hari Imlek 2024 Ini Dalam kontestasi Pemilu 2024 ini ternyata anak muda alias mahasiswa terbukti makin rasional dalam menentukan siapa presiden yang akan mereka pilih. Dari segi perilaku memilih, temuan survei menunjukkan mayoritas pemilih muda tidak terlalu memandang aspek sosiologis (53,65%). Namun jika ditanya lebih lanjut, variabel agama (30,87%) masih dominan dibandingkan dengan variabel lainnya seperti usia (20,18%) dan gender (12,39%). Temuan ini tetap saja menimbulkan potensi risiko mudah dihasut dalam politik identitas dalam demokrasi elektoral di masa depan. Namun apabila ditelaah lebih jauh dari liputan media sejauh ini, politik identitas, utamanya agama, bukan menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku memilih pemilih muda. Justru variabel-variabel seperti aktor-aktor negara (pendekatan teknokratik) berperan penting dalam jalan cerita pemilu 2024. Variabel ini justru cukup kuat dirasakan dalam publik maupun lingkup kampus tentang permainan politik para aktor negara. Variabel ini yang turut memberikan dampak terhadap preferensi pemilih muda dalam pemilu 2024. Dinamika yang kompleks dalam perilaku memilih pemilih muda tidak dapat dijelaskan hanya melalui satu faktor determinan. Meskipun agama masih relevan, pergeseran fokus ke aktor- aktor negara dengan pendekatan teknokratik menunjukkan adanya perubahan dinamika dalam pemilihan pemilih muda.
Baca Juga: Resep Mie Panjang Umur khas Imlek, Dipercaya Bawa Banyak Keberuntungan Hidup Hal ini memberikan tantangan baru sekaligus membuka peluang untuk memahami lebih baik perilaku memilih dalam demokrasi elektoral, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin memainkan peran kunci dalam memandu preferensi pemilih muda pada masa yang akan datang. Di sisi lain, mahasiswa lebih suka memilih calon presiden yang memiliki latar belakang sebagai politisi (20,88%), militer (17,28%) dan akademisi (16,88%). Lebih lanjut, justru sedikit yang memilih latar belakang sebagai tokoh agama hanya 5,29% untuk memilihnya sebagai calon presiden. Sedangkan kualitas yang diinginkan anak muda dari calon presiden berikutnya terutama kejujuran dan integritas (84,22%). Barulah mereka akan melihat kemampuan presiden berpikir kritss dan kemampuan memecahkan masalah (72,83%), kemudian terakhir visi dan rencana yang jelas untuk masa depan (68,83%). Sedangkan kualitas etos kerja yang kuat dan dedikasi untuk kayanan publik (67,23%) dan karakter kepemimpinan yang kuat (46,65%) berada di peringkat keempat dan kelima. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Benedicta Alvinta