Bukit Asam berniat pecah nilai nominal saham



JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mempertimbangkan opsi pemecahan nilai nominal saham atau stock split.

"Begitu volatilitasnya menurun, kami (stock) split," ujar Milawarma, Direktur Utama PTBA, Kamis (22/1) pekan lalu.

Artinya, sebelum memutuskan stock split, manajemen PTBA akan melihat tren pergerakan harganya, bukan dari sisi level harga saham. Tapi, Milawarma belum bisa menyebutkan tingkat volatilitas yang menjadi patokan. Begitu pula dengan rasio stock split.

Harga saham PTBA terus menanjak dalam dua bulan terakhir. Pada Jumat (20/1) lalu, harga saham PTBA di posisi Rp 19.750 per saham. Harga ini meningkat 13,83% ketimbang harga rata-rata Desember 2011 senilai Rp 17.350 per saham.

Selain menjajaki stock split, PTBA merencanakan pembelian kembali atau buyback saham di pasar. Tapi, rencana terakhir ini mungkin batal lantaran harga PTBA berangsur menanjak. Aksi buyback sejatinya untuk berjaga-jaga jika pasar crash. "Waktu itu kami mengantisipasi kalau krisis global berkepanjangan," jelas Milawarma.

Manajemen PTBA mengkhawatirkan krisis finansial global mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang tentu ikut menekan harga saham PTBA. Faktanya, harga PTBA terus merangkak, sehingga opsi buyback menjadi tidak wajib.

PTBA merencanakan buyback sebanyak 115 juta saham atau 5% dari total saham seri B yang mencapai 2,3 miliar. Untuk aksi korporasi ini, PTBA menyiapkan dana senilai Rp 2,04 triliun. Dengan asumsi itu, maka target harga buyback sekitar Rp 17.739 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.