Bukit Asam Bisa Batal Ikut Membeli 35% Saham BUMI



JAKARTA. Dalam empat hari terakhir perdagangan di lantai bursa, harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus turun. Penurunan harga saham BUMI ini bisa mengancam kelangsungan transaksi penjualan 35% saham Bumi kepada Konsorsium Northstar Pacific.

Paling tidak, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil sudah menyarankan supaya PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) mengundurkan diri dari konsorsium pembeli saham Bumi itu jika harga saham BUMI terus melorot. "Barangkali PTBA tidak ikut," katanya, kemarin.

Selain PTBA, ada beberapa BUMN lain yang kabarnya berminat membeli Bumi, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS). Namun sejauh ini, baru PTBA yang sudah memasukkan surat minat ikut Konsorsium Northstar. "Namun, saya belum mengetahui kelanjutan rencana mereka," kata Sofyan.


Direktur Utama Bukit Asam Sukrisno, memilih menunggu dulu hasil uji tuntas atau due diligence isi jerohan BUMI, sebelum memutuskan jadi tidaknya ikut konsorsium pembeli BUMI. Northstar baru akan menuntaskan uji tuntas BUMI pada 28 November 2008. "Kita lihat saja nanti," kata Sukrisno.

Direktur Utama Timah Wachid Usman dan Direktur Utama Aneka Tambang Alwin Syah Loebis juga belum bisa bersikap, sehubungan dengan permintaan Sofyan tersebut. "Due diligence saja belum. Jadi kami belum bisa berkomentar soal itu," kata Alwin Syah.

Memang, sejak otoritas bursa mencabut pembekuan sementara atau suspend perdagangan saham Bumi pada Kamis pekan lalu (6/11), harga sahamnya terus melorot tajam. Kemarin, untuk keempat kali berturut-turut, saham BUMI kembali anjlok 9,94% menjadi Rp 1.450 per saham, dan sempat terkena auto rejection. Berarti, sejak suspend dicabut, harga sahamnya sudah terpangkas 33,33% dari posisi Rp 2.175 per saham.

Tawaran menarik San Miguel

Para investor masih berbondong-bondong mengobral saham BUMI. Namun, memasuki hari keempat pasca pencabutan suspend, antrean jualnya sudah semakin menyusut. Kemarin, masih ada 600 juta saham BUMI yang tidak terserap pada harga Rp 1.450 per saham.

Harga saham Bumi di lantai bursa juga makin menjauh di bawah kesepakatan harga jual antara PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan Northstar. Dua pekan lalu, kedua pihak sudah meneken kesepakatan jual-beli maksimal 35% saham Bumi senilai US$ 1,3 miliar. Jumlah ini setara dengan Rp 2.068 per saham. Berarti, kesepakatan harga ini lebih mahal 30% dari harga saham Bumi di pasar kemarin.

BNBR harus bekerja keras mengumpulkan kembali saham Bumi hingga 35%. Saat ini, berdasarkan laporan kepemilikan saham per 31 Oktober 2008, induk usaha Grup Bakrie tersebut hanya memiliki 7,14% saham Bumi. Berarti, sisanya sebanyak 27,86% saham tersebar di berbagai pihak, seperti kreditur dan pemegang repo sebagai jaminan.

Belakangan, San Miguel Corporation mengaku sedang bernegosiasi dengan Keluarga Bakrie untuk membeli saham Bumi. Bahkan, raksasa produsen makanan dan minuman asal Filipina ini siap membeli hingga sekitar 51% saham. Ramon Ang, Presiden Direktur San Miguel, mengatakan pihaknya sudah mengajukan penawaran dengan opsi saham Bumi bisa dibeli kembali oleh Grup Bakrie setelah lima tahun. Namun kepada Bloomberg kemarin, Ramon Ang tidak bersedia menyebutkan harga penawarannya.

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities, menduga para calon peminat Bumi akan mengajukan harga penawaran dengan mengacu kepada tren pergerakan harga saham di pasar. "Kalau San Miguel memberi penawaran lebih tinggi daripada Northstar, mungkin BNBR memilih San Miguel," imbuhnya.

Apalagi, San Miguel juga mengajukan tawaran menarik yaitu opsi buy back kepada BNBR setelah lima tahun. "BNBR masih ingin punya BUMI, tapi mereka juga butuh dana," ujar Norico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie