JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual tenaga listrik sebesar 1.460 MW ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Daya tersebut berasal dari dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang saat ini sedang dikerjakan Bukit Asam, yaitu PLTU Banko Tengah berkapasitas 2x620 MW dan PLTU Banjarsari berkapasitas 2x110 MW. Kedua pembangkit tersebut terletak di Sumatera Selatan. Direktur Utama PTBA Mulawarman menjelaskan, PLTU Banko Tengah dibangun PTBA bersama perusahaan asal China, CHD. Dalam proyek ini porsi kepemilikan PTBA sebesar 45% dan CHD sebesar 55%. Total investasi sebesar US$ 1,59 miliar. “Proyek ini diharapkan sudah beroperasi komersil tahun 2016,” ujar Mulawarman di Jakarta, Selasa (6/3). PLTU Banko Tengah apabila sudah beroperasi akan mengkonsumsi batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun. Batubara dipasok dari PTBA. Pada Desember 2011 lalu, kata Mulawarman, konsorsium PTBA dan CHD sudah meneken Letter of Intent (LOI) dengan PLN. “Dalam LOI sudah ada kesepakatan harga (jual beli listrik), tinggal penuangan di dalam PPA (Perjanjian Jual Beli Listrik),” ujarnya. Namun, dia masih enggan mengungkapkan harga jual listrik yang sudah disepakati dengan PLN. Saat ini, PTBA sedang dalam proses meminta persetujuan komisaris untuk mendirikan perusahaan patungan antara PTBA dengan CHD. Untuk PLTU Banjarsari 2x110 MW, kata Mulawarman, sudah mulai dibangun pada Juli 2011 dan ditargetkan beroperasi komersil pada tahun 2013 atau awal 2014. “Ini harga sudah ada, kemudian PPA-nya sudah diteken dan kita sudah mendapatkan pendanaan/financing. Saat ini sedang dalam proses konstruksi,” urianya. Kesepakatan harga jual listrik di PLTU Banjarsari ini sudah dilakukan pada tahun 2008 sebesar 3,87 sen US$ /kWh. Kemudian tahun lalu direvisi menjadi 5,56954 sen US$/kWh selama 30 tahun. Pembangkit Bajarsari ini juga dibangun PTBA dengan membentuk konsorsium bersama, dengan komposisi kepemilikan PTBA sebesar 59,75%, PT Pembangkit Jawa-Bali sebesar 29,15%, dan PT Navigate Innovative Indonesia sebesar 11,1%. Pasokan batubara sebesar 1,4 juta ton per tahun sepenuhnya dipasok PTBA. Selain dua proyek PLTU di atas, PT BA juga sedang mengembangkan gas metana batubara (Coal Bed Methane) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pengembangan CBM ini juga dilakukan dengan membentuk konsorsium dengan komposisi kepemilikan PTBA sebesar 27,5%, Pertamina sebesar 27,5%, dan Dutch Energy sebesar 45%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bukit Asam jual listrik 1.460 MW ke PLN
JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjual tenaga listrik sebesar 1.460 MW ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Daya tersebut berasal dari dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang saat ini sedang dikerjakan Bukit Asam, yaitu PLTU Banko Tengah berkapasitas 2x620 MW dan PLTU Banjarsari berkapasitas 2x110 MW. Kedua pembangkit tersebut terletak di Sumatera Selatan. Direktur Utama PTBA Mulawarman menjelaskan, PLTU Banko Tengah dibangun PTBA bersama perusahaan asal China, CHD. Dalam proyek ini porsi kepemilikan PTBA sebesar 45% dan CHD sebesar 55%. Total investasi sebesar US$ 1,59 miliar. “Proyek ini diharapkan sudah beroperasi komersil tahun 2016,” ujar Mulawarman di Jakarta, Selasa (6/3). PLTU Banko Tengah apabila sudah beroperasi akan mengkonsumsi batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun. Batubara dipasok dari PTBA. Pada Desember 2011 lalu, kata Mulawarman, konsorsium PTBA dan CHD sudah meneken Letter of Intent (LOI) dengan PLN. “Dalam LOI sudah ada kesepakatan harga (jual beli listrik), tinggal penuangan di dalam PPA (Perjanjian Jual Beli Listrik),” ujarnya. Namun, dia masih enggan mengungkapkan harga jual listrik yang sudah disepakati dengan PLN. Saat ini, PTBA sedang dalam proses meminta persetujuan komisaris untuk mendirikan perusahaan patungan antara PTBA dengan CHD. Untuk PLTU Banjarsari 2x110 MW, kata Mulawarman, sudah mulai dibangun pada Juli 2011 dan ditargetkan beroperasi komersil pada tahun 2013 atau awal 2014. “Ini harga sudah ada, kemudian PPA-nya sudah diteken dan kita sudah mendapatkan pendanaan/financing. Saat ini sedang dalam proses konstruksi,” urianya. Kesepakatan harga jual listrik di PLTU Banjarsari ini sudah dilakukan pada tahun 2008 sebesar 3,87 sen US$ /kWh. Kemudian tahun lalu direvisi menjadi 5,56954 sen US$/kWh selama 30 tahun. Pembangkit Bajarsari ini juga dibangun PTBA dengan membentuk konsorsium bersama, dengan komposisi kepemilikan PTBA sebesar 59,75%, PT Pembangkit Jawa-Bali sebesar 29,15%, dan PT Navigate Innovative Indonesia sebesar 11,1%. Pasokan batubara sebesar 1,4 juta ton per tahun sepenuhnya dipasok PTBA. Selain dua proyek PLTU di atas, PT BA juga sedang mengembangkan gas metana batubara (Coal Bed Methane) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pengembangan CBM ini juga dilakukan dengan membentuk konsorsium dengan komposisi kepemilikan PTBA sebesar 27,5%, Pertamina sebesar 27,5%, dan Dutch Energy sebesar 45%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News