Bukit Asam Merangsek Agresif



JAKARTA. Kondisi perekonomian yang masih gonjang-ganjing tak menyurutkan rencana PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA). Setelah membatalkan rencana ikut membeli saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), perusahaan plat merah ini membidik tambang batubara lain. Eko Budhiwijayanto, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, mengatakan, PTBA sudah merampungkan proses uji tuntas atau due dilligence terhadap tiga hingga lima perusahaan pertambangan batubara. Dari jumlah itu, hanya satu perusahaan yang lolos seleksi dan sesuai kriteria yang diinginkan Bukit Asam. "Ada satu perusahaan yang sudah lolos kita seleksi pada 2008," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Saat ini, PTBA akan berfokus merampungkan proses akuisisi satu tambang tersebut. "Semoga Januari ini proses akuisisinya selesai," ujar Eko berharap. Sayang, dia masih enggan mengungkapkan identitas dan jumlah cadangan batubara milik perusahaan tersebut. Yang jelas, "Lokasi di Kalimantan," tutur Eko. PTBA berniat mendanai akuisisi itu dari kas internal. "Dana kami kan masih ada Rp 2 triliun. Apalagi perusahaan kami juga tidak memiliki utang," ujarnya. Rencana akuisisi ini bagian dari niat Bukit Asam memperluas tambang batubara ke Kalimantan, terutama Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selama ini, PTBA lebih banyak memiliki ladang batubara di Sumatera Selatan. PTBA termasuk pilih-pilih untuk mengakuisisi tambang batubara. Ia hanya menargetkan membeli ladang batubara yang berkalori 5.500-6.300 kilokalori (kkal). Bukit Asam baru saja merampungkan akuisisi 51% saham PT International Prima Coal pada akhir tahun lalu. Nilai akuisisi tambang yang terletak di Kalimantan Timur itu mencapai US$ 17,85 juta atau sekitar Rp 164,22 miliar. International Prima Coal menghasilkan batubara dengan kandungan kalori 4.800 kkal hingga 6.000 kkal. Dengan akuisisi itu, PTBA ingin menggenjot produksi yang saat ini masih 10,5 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: