Bukit Asam (PTBA) Bidik Peningkatan Kinerja Tahun Depan



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membidik peningkatan kinerja pada tahun depan.

Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan, pihaknya mengharapkan target volume produksi dan penjualan tahun 2024 yang lebih tinggi ketimbang tahun ini.

"Target tahun depan masih dibahas, namun diharapkan meningkat dibandingkan tahun 2023," kata Niko kepada Kontan, Jumat (15/12).


Niko melanjutkan, sejumlah faktor dinilai bakal mempengaruhi kinerja untuk tahun depan antara lain, harga batubara, fluktuasi pasar, pergerakan harga komoditas energi lain hingga geopolitik.

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Kaji Opsi Lain Hilirisasi Batubara Setelah Proyek DME Macet

Secara khusus, untuk tahun ini pihaknya optimistis dapat mengejar target produksi dan penjualan.

Hingga September 2023, volume produksi PTBA mencapai 31,9 juta ton atau tumbuh 15% year on year (YoY). Sementara itu, volume penjualan ekspor hingga kuartal III 2023 mencapai 11,2 juta ton atau meningkat 24% YoY.

Niko mengungkapkan, pihaknya memperkirakan permintaan batubara pada kuartal IV 2023 masih cukup tinggi.

"Kami menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mempertahankan kinerja, diantaranya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri serta peluang ekspor," imbuh Niko.

Memasuki penghujung tahun, PTBA memperkirakan adanya peningkatan permintaan ekspor dari India akibat musim dingin. Kondisi ini membuat stok batubara dibeberapa PLTU di India semakin menipis. Potensi ekspor lain berasal dari pasar tradisional seperti Jepang dan Korea Selatan.

"PTBA masih optimistis dapat mencapai target produksi dan penjualan yang telah ditetapkan di awal tahun," jelas Niko.

Dalam pemberitaan Kontan, kinerja PTBA turun sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. PTBA membukukan laba bersih Rp 3,8 triliun per akhir September 2023. Realisasi ini merosot 62% jika dibandingkan dengan laba bersih PTBA pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 10 triliun.

 
PTBA Chart by TradingView

Dari sisi pendapatan, emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun. Realisasi ini menurun 10,84% bila dibandingkan laba bersih PTBA di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 31,07 triliun.

Faktor yang mempengaruhi kinerja hingga kuartal III yakni terjadinya koreksi harga dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batubara ICI-3 terkoreksi sekitar 33% dari semula US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023. Di sisi lain, harga pokok penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.

"Indeks ICI-3 diperkirakan sedikit menguat pada Triwulan IV 2023 yang dipicu oleh peningkatan permintaan batu bara untuk menghadapi musim dingin," pungkas Niko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .