Bukit Asam (PTBA) jajaki peluang ekspor ke pasar baru hingga end eser



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) semakin gencar untuk membidik pangsa pasar baru, mengingat hampir seluruh produsen batubara tanah air cenderung menyasar market ekspor ke China dan India. Bahkan, emiten itu sudah mendapat tender dari salah satu pasar incaran yakni Korea Selatan.

"Sekarang China membatasi impornya, sehingga marketing strategi 2018 dan 2019, kita coba penetrasi market ke pasar pasar yang memang enggak disentuh terlalu banyak," kata Direktur Pemasaran Niaga PTBA Adib Ubaidilah Rabu (13/11).

Di tahun ini, PTBA sudah mulai membidik pasar batubara Hong Kong, Korea Selatan, Vietnam, Bangladesh dan Sri Lanka. Alasan dipilihnya negara negara tersebut, khususnya middle east, lantaran perusahaan itu menilai ada perbaikan pada kinerja perekonomian di beberapa negara tersebut.


"Untuk tahun depan, kami sudah ada beberapa tender yang kita menangkan untuk pasar Hong Kong dan Korea Selatan untuk produksi HCV dengan potensi volume 1,5 juta ton. Jadi ke depan, tujuan pasar kita enggak semata mata ke China saja, kita juga penetrasi ke negara middle east," ungkapnya.

Ke depan, PTBA juga sudah mengantongi kontrak penjualan jangka panjang dan ada juga yang spot. Untuk selanjutnya, emiten itu akan mengupayakan masuk ke end user dan bukan ke broker. "Harapannya, kami bisa dapat hasil yang lebih baik, karena kita bisa pangkas rantai produksinya jadi lebih singkat," ujarnya.

Saat ini, perusahaan itu sudah mengantongi kontrak dengan beberapa negara untuk memproduksi batubara dengan kalori tinggi (HCV). Di antaranya, Vietnam dan Filipina, sedangkan kesepakatan dengan Jepang rencananya akan dilakukan pekan depan. Untuk Malaysia, PTBA berencana lakukan penadatanganan kontrak di Desember atau Januari.

"Malaysia, kita mau direct dan masih dalam pembicaraan. Kebutuhan mereka cukup besar dan kita lakukan pembicaraan awal bahwa kita sanggup memasok 1 juta hingga 5 juta ton," papar Adib.

Terkait kerja sama dengan Jepang, PTBA belum mau menjelaskan lebih jauh, namun untuk volume produksinya diperkirakan mencapai 1 juta ton, sedangkan untuk Filipina. "Tahun depan, targetnya kita akan memproduksi 3,5 sampai 4 juta ton HCV, kalau tahun ini 1,5 juta ton," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .