Bukit Asam (PTBA) Kaji Pengembangan PLTB di Indonesia Timur



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sedang mengkaji dan mencari lokasi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sejauh ini kandidat lokasi terkuat ialah di Indonesia Bagian Timur. 

Sebelumnya, pada 18 Oktober 2022 PTBA menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan China Huadian Corporation (CHD) terkait penjajakan PLTB berkapasitas 1.300 MW di China Selatan dan pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Apollonius Andwie C menyampaikan, kerja sama dengan CHD ini merupakan salah satu langkah PTBA untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia yang peduli lingkungan. Hal ini sejalan juga dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya.


Baca Juga: Pemerintah Rilis Aturan Holding yang Membawahi ANTM, PTBA, TINS, Inalum dan Freeport

Dia berharap, melalui kerja sama ini PTBA dapat memperoleh pengalaman dalam pengembangan PLTB. 

Selain itu, lewat penjajakan energi terbarukan ini, Manajemen Bukit Asam berharap dapat berkontribusi pada konservasi energi, pengurangan emisi, dan pembangunan berkelanjutan. 

“PTBA berharap ada transfer teknologi dan CHD dapat mengembangkan juga PLTB di Indonesia. Kajian sedang dilakukan untuk mencari lokasi-lokasi yang pas untuk pengembangan PLTB,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/12). 

Soal pencarian lokasi ini pernah disampaikan oleh Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail saat ditemui di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Beleid Split-Off Inalum dari MIND ID

“(Soal lokasi) sedang dikaji ya, kemungkinan di Indonesia Timur nantinya,” ujarnya di Gedung DPR RI, Selasa (6/12). 

Arsal menyatakan, ke depannya energi baru dan terbarukan tidak bisa dihindari. Maka itu, Bukit Asam tidak mau ketinggalan. Adapun kerja sama PLTB dengan China tidak terlalu besar.

“Justru yang di sana mau kita tarik ke Indonesia,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi