KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Hasilnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini (23/12) memutuskan untuk mengangkat Arsal Ismail sebagai direktur utama PTBA yang baru, menggantikan Suryo Eko Hadianto Sebelumnya, pria asal Ogan Komering Ulu (OKU) ini menjabat sebagai direktur pengembangan usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR). RUPSLB juga mengangkat Rafli Yandra sebagai direktur pengembangan usaha PTBA, menggantikan Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin. Dalam konferensi pers usai RUPSLB, Rafli mengatakan PTBA akan tetap melanjutkan rencana ekspansi yang sudah disusun terdahulu sembari melakukan evaluasi. PTBA sedang menggarap sejumlah proyek strategis, seperti gasifikasi batubara, yang mengubah batubara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun. Gasifikasi ini mendatangkan investasi asing dari Air Product & Chemical Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun. Gasifikasi ini akan menghasilkan 1,4 juta DME per tahun, untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG) lebih dari 1 ton per tahun.
Bukit Asam (PTBA) Optimistis Kinerja Membaik di Bawah Kepemimpinan Direksi Anyar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak jajaran direksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Hasilnya, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini (23/12) memutuskan untuk mengangkat Arsal Ismail sebagai direktur utama PTBA yang baru, menggantikan Suryo Eko Hadianto Sebelumnya, pria asal Ogan Komering Ulu (OKU) ini menjabat sebagai direktur pengembangan usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR). RUPSLB juga mengangkat Rafli Yandra sebagai direktur pengembangan usaha PTBA, menggantikan Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin. Dalam konferensi pers usai RUPSLB, Rafli mengatakan PTBA akan tetap melanjutkan rencana ekspansi yang sudah disusun terdahulu sembari melakukan evaluasi. PTBA sedang menggarap sejumlah proyek strategis, seperti gasifikasi batubara, yang mengubah batubara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun. Gasifikasi ini mendatangkan investasi asing dari Air Product & Chemical Inc (APCI) sebesar US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun. Gasifikasi ini akan menghasilkan 1,4 juta DME per tahun, untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG) lebih dari 1 ton per tahun.