Bukit Uluwatu segera akuisisi lahan



JAKARTA. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) bisa lebih leluasa berekspansi setelah menerima tambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dari pemegang saham. Rencananya, pengembang ini akan memanfaatkan modal untuk belanja akuisisi lahan.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUVA Hendry Utomo menjelaskan, jumlah suntikan modal paling besar 10% dari modal disetor atau Rp 180 miliar. "Modal akan cair secara bertahap sampai dengan dua tahun ke depan," terangnya ke KONTAN usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Kamis (27/11).

Rencananya, modal ini akan dipakai untuk membeli dua lahan. Pertama, BUVA akan membeli lahan seluas 4.000 meter persegi (mĀ²) dengan nilai Rp 10 miliar sebagai perluasan hotel Alila Ubud di Bali. Di atas lahan ini, akan didirikan lima kamar baru.


Kedua, BUVA lewat anak usaha PT Bukit Awani Sejahtera juga akan membeli lahan di lokasi yang sama seluas 2,4 hektare (ha) dengan nilai Rp 58 miliar. Perusahaan ini siap membangun 25-30 kamar baru. Bedanya, BUVA akan menyewakan kamar hotel yang berdiri di atas lahan akuisisi secara langsung, sedangkan yang melalui anak usaha untuk dijual lagi.

BUVA menargetkan aksi korporasi ini rampung pada 2015, sehingga kamar baru sudah bisa menerima tamu pada akhir 2016. Saat ini, Alila Ubud sudah memiliki 64 kamarĀ dengan okupansi rata-rata sekitar 70%-80%. "Tingkat okupansi hotel di Ubud sangat tinggi, saatnya menambah kamar," jelasnya.

Selain menambah kamar di hotel yang sudah eksis, BUVA juga terus melanjutkan pembangunan hotel anyar. Saat ini ada tiga hotel yang sedang dibangun, yaitu Alila SCBD Jakarta, Alila Bintan, dan The Cliff Bali. Berikutnya, BUVA juga sedang menyiapkan pembangunan dua hotel lagi pada 2015, yaitu Alila Magelang dan Alila Trabitan Manado.

Perusahaan ini juga ingin tancap gas mengembangkan hotel bintang tiga anyar, dengan merek Dialog, sebanyak dua hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia