JAKARTA. Akhir tahun lalu, PT Bank Bukopin Tbk menggelar penawaran umum saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak 286.050.768 saham senilai Rp 112,04 miliar. Hingga 12 Juli lalu, Bukopin baru menggunakan dana sebesar Rp 22,75 miliar atau 20,3% dari total dana rights issue. Sisa sebanyak Rp 89,29 miliar masih "tidur" di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Direktur Keuangan Bukopin Tri Joko Prihanto dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, dana sebesar Rp 22,479 miliar itu digunakan untuk tiga hal. Pertama, pengembangan dan peningkatan teknologi informasi (TI) sebanyak Rp 3,05 miliar. Kedua, pendirian, perluasan, perbaikan, dan relokasi jaringan kantor Rp 12,08 miliar. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia sebesar Rp 7,62 miliar. Padahal, dalam prospektus penawaran rights issue Bank Bukopin dana yang dianggarkan untuk pengembangan teknologi informasi sebesar Rp 33,61 miliar. Untuk jaringan kantor sebesar Rp 67,22 miliar. Adapun untuk sumber daya manusia (SDM) sebesar Rp 11,20 miliar.
Bukopin Menyimpan Sisa Dana Rights Issue di SBI
JAKARTA. Akhir tahun lalu, PT Bank Bukopin Tbk menggelar penawaran umum saham terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebanyak 286.050.768 saham senilai Rp 112,04 miliar. Hingga 12 Juli lalu, Bukopin baru menggunakan dana sebesar Rp 22,75 miliar atau 20,3% dari total dana rights issue. Sisa sebanyak Rp 89,29 miliar masih "tidur" di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Direktur Keuangan Bukopin Tri Joko Prihanto dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, dana sebesar Rp 22,479 miliar itu digunakan untuk tiga hal. Pertama, pengembangan dan peningkatan teknologi informasi (TI) sebanyak Rp 3,05 miliar. Kedua, pendirian, perluasan, perbaikan, dan relokasi jaringan kantor Rp 12,08 miliar. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia sebesar Rp 7,62 miliar. Padahal, dalam prospektus penawaran rights issue Bank Bukopin dana yang dianggarkan untuk pengembangan teknologi informasi sebesar Rp 33,61 miliar. Untuk jaringan kantor sebesar Rp 67,22 miliar. Adapun untuk sumber daya manusia (SDM) sebesar Rp 11,20 miliar.