KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang terus meningkat membuat kecenderungan risiko kredit atau non-performing loan (NPL) bakal ikut naik. Meski begitu, sejumlah bank menilai kenaikan kredit bermasalah ini tak semerta-merta dipengaruhi oleh naiknya tingkat suku bunga perbankan. Meski begitu, risiko kenaikan NPL tetap akan terus ada. PT Bank Bukopin Tbk mengatakan saat ini sektor yang paling menyumbang NPL perseroan mayoritas berasal dari sektor perdagangan. Hanya saja, risiko tersebut tak sepenuhnya berasal dari kenaikan suku bunga yang naik melainkan kondisi sektor usahanya. "Jika ada debitur yang kondisinya memburuk, bukan semata-mata karena tingkat suku bunga kredit namun lebih ke arah kondisi sektor usahanya," ujar Direktur Operasional dan Teknologi Informasi (TI) Bukopin Adhi Brahmantya kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).
Bukopin: Pemicu NPL bukan suku bunga, melainkan sektor usahanya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga yang terus meningkat membuat kecenderungan risiko kredit atau non-performing loan (NPL) bakal ikut naik. Meski begitu, sejumlah bank menilai kenaikan kredit bermasalah ini tak semerta-merta dipengaruhi oleh naiknya tingkat suku bunga perbankan. Meski begitu, risiko kenaikan NPL tetap akan terus ada. PT Bank Bukopin Tbk mengatakan saat ini sektor yang paling menyumbang NPL perseroan mayoritas berasal dari sektor perdagangan. Hanya saja, risiko tersebut tak sepenuhnya berasal dari kenaikan suku bunga yang naik melainkan kondisi sektor usahanya. "Jika ada debitur yang kondisinya memburuk, bukan semata-mata karena tingkat suku bunga kredit namun lebih ke arah kondisi sektor usahanya," ujar Direktur Operasional dan Teknologi Informasi (TI) Bukopin Adhi Brahmantya kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).