JAKARTA. Bank Syariah Bukopin (BSB) optimis melihat pertumbuhan ekonomi akan menggairahkan bisnis bank syariah. Anak usaha Bank Bukopin ini menargetkan pertumbuhan sebesar 30%-40%, baik dari sisi pembiayaan maupun penghimpunan dana pihak ketiga. Hingga akhir desember 2009 lalu, BSB telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,28 triliun. Dana pihak ketiga yang terkumpul mencapai Rp 1,27 triliun dan memiliki aset sebesar Rp 1,98 triliun.Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto optimis bisa mencapai seluruh target yang telah ditetapkan dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia makin baik. Hal ini terlihat dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,5%. "Tahun ini, banyak usaha yang akan membutuhkan pembiayaan dalam menjalankan usahanya," ujarnya.Selain itu, lanjut Riyanto, luasnya pasar perbankan syariah yang belum tergarap menjadi latar belakang BSB meningkatkan target mereka. Maklum, dibandingkan dengan perbankan konvensional, perbankan syariah masih tergolong baru."Dengan penetrasi pasar yang maksimal, kami yakin pertumbuhan tersebut akan tercapai," tambahnya.Salah satu strategi untuk mewujudkan target tersebut, BSB akan fokus pada pengembangan pembiayaan sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Tahun lalu, BSB menyalurkan 50% pembiayaannya pada sektor UMKM. "Tahun ini kami akan meningkatkan porsi pembiayaan UMKM menjadi 60% lebih," jelas Riyanto.BSB fokus menggarap sektor UMKM lantaran potensi di usaha kecil dan menengah masih sangat besar. Maklum, sektor ini bisa menghasilkan bunga 18% per tahun. "Walaupun banyak bank syariah yang masuk ke sektor ini, kami yakin bisa bersaing karena masing-masing bank syariah mempunyai pasar sendiri," tukasnya.Selain itu, Bank Syariah Bukopin juga akan mengembangkan produk baru pada tahun ini. Salah satunya, bisnis gadai syariah.Sekedar catatan, pada Semester I-2010, Bank Syariah Bukopin juga berecana untuk menambah modal dengan mengundang investorstrategis. Suntikan dana senilai Rp 100 miliar itu untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dan menambah jaringan kantor cabang BSB. Tambahan modal tersebut bisa menaikkan CAR BSB menjadi 14%-16% dari posisi saat ini di level 12%.
Bukopin Syariah Akan Fokus Garap UMKM
JAKARTA. Bank Syariah Bukopin (BSB) optimis melihat pertumbuhan ekonomi akan menggairahkan bisnis bank syariah. Anak usaha Bank Bukopin ini menargetkan pertumbuhan sebesar 30%-40%, baik dari sisi pembiayaan maupun penghimpunan dana pihak ketiga. Hingga akhir desember 2009 lalu, BSB telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,28 triliun. Dana pihak ketiga yang terkumpul mencapai Rp 1,27 triliun dan memiliki aset sebesar Rp 1,98 triliun.Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto optimis bisa mencapai seluruh target yang telah ditetapkan dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia makin baik. Hal ini terlihat dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,5%. "Tahun ini, banyak usaha yang akan membutuhkan pembiayaan dalam menjalankan usahanya," ujarnya.Selain itu, lanjut Riyanto, luasnya pasar perbankan syariah yang belum tergarap menjadi latar belakang BSB meningkatkan target mereka. Maklum, dibandingkan dengan perbankan konvensional, perbankan syariah masih tergolong baru."Dengan penetrasi pasar yang maksimal, kami yakin pertumbuhan tersebut akan tercapai," tambahnya.Salah satu strategi untuk mewujudkan target tersebut, BSB akan fokus pada pengembangan pembiayaan sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Tahun lalu, BSB menyalurkan 50% pembiayaannya pada sektor UMKM. "Tahun ini kami akan meningkatkan porsi pembiayaan UMKM menjadi 60% lebih," jelas Riyanto.BSB fokus menggarap sektor UMKM lantaran potensi di usaha kecil dan menengah masih sangat besar. Maklum, sektor ini bisa menghasilkan bunga 18% per tahun. "Walaupun banyak bank syariah yang masuk ke sektor ini, kami yakin bisa bersaing karena masing-masing bank syariah mempunyai pasar sendiri," tukasnya.Selain itu, Bank Syariah Bukopin juga akan mengembangkan produk baru pada tahun ini. Salah satunya, bisnis gadai syariah.Sekedar catatan, pada Semester I-2010, Bank Syariah Bukopin juga berecana untuk menambah modal dengan mengundang investorstrategis. Suntikan dana senilai Rp 100 miliar itu untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dan menambah jaringan kantor cabang BSB. Tambahan modal tersebut bisa menaikkan CAR BSB menjadi 14%-16% dari posisi saat ini di level 12%.