Buku Sambung Pemikiran Politik Transformatif Sumitro Djojohadikusumo Resmi Dirilis



DEPOK. Penerbit Buku Kompas meluncurkan buku terbaru karya Guru Besar Ilmu Kebijakan Pajak Universitas Indonesia Prof Dr Haula Rosdiana MSi berjudul "Sambung Pemikiran Politik Pajak Transformatif Sumitro Djojohadikusumo".

Adapun peluncuran buku tersebut digelar di Auditorium Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,  Selasa (15/10/2024).

Baca Juga: 6 Perempuan Calon Menteri yang Masuk di Kabinet Prabowo


Dalam buku ini, Haula mengeksplorasi pemikiran Sumitro Djojohadikusumo, sosok yang dianggap Guru Ekonomi Agung dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam buku Ekonomi Pembangunan yang diterbitkan pada tahun 1955. 

Banyak pemikiran politik pajak Sumitro yang sangat filosofis sehingga masih sangat relevan dengan kondisi negara saat ini, sehingga bisa menjadi rekomendasi untuk permasalahaan kebijakan pajak dan pungutan negara, bahkan untuk pelaksanaan transformasi sistem perpajakan.

Buku ini diawali dengan pembahasan pemikiran politik pajak Sumitro, dan dilanjutkan dengan menguraikan politik hukum pajak transformatif Edi Slamet Irianto yang senafas dengan politik pajak Sumitro, sebagai paradigma baru untuk menciptakan keadilan perpajakan, keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga: Bukan Jadi Menteri, PDI-P Jelaskan Maksud Kedatangan Pramono Agung ke Rumah Prabowo

Dalam buah pemikirannya, Sumitro melihat pajak sebagai instrumen utama dalam menciptakan kesejahteraan rakyat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Haula, politik pajak memiliki peran strategis yang jauh lebih luas daripada sekadar alat mengumpulkan penerimaan negara.

Sebab, politik memiliki potensi besar sebagai instrumen untuk mendorong perubahan sosial yang signifikan. "Lewat kebijakan perpajakan yang tepat, kita dapat menciptakan distribusi ekonomi yang adil dan merata," jelas Haula.

Dalam pandangannya, Sumitro menekankan pentingnya transformasi kelembagaan perpajakan. Sumitro meyakini bahwa “usaha memperbaiki organisasi dan tata-usaha fiskal mengandung harapan akan membawa hasil yang nyata dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Bertemu Prabowo Bahas Pengelolaan Sumber Ekonomi Masyarakat

Keyakinan pemikiran Sumitro ini sejalan dengan dengan urgensi pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) yang merupakan salah satu quick win untuk mencapai ketahanan penerimaan negara dan ketahanan fiskal yang tangguh.

Gagasan pembentukan BPN yang lebih otonom dimaksudkan untuk membangun sistem penerimaan negara yang kredibel : efektif dan efisien, dengan menciptakan cost of taxation yang rendah, sehingga tercipta mutual trust antara negara dan rakyat – pembayar pajak/PNBP.

Pembentukan BPN yang merupakan amanat konstitusi, akan menjadi institusi penting untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Karena itu, menjawab skeptisme bahkan resitensi terhadap pembentukan BPN, hendaknya kita memaknai dan melaksanakan nasehat Sumitro agar niat baik ini, dilakukan dengan kebulatan tekad, ketekunan, keuletan dan ikhtiar yang terus menerus tiada henti.

Meski demikian, Haula bilang, Sumitro juga mengingatkan tentang resistensi terhadap modernisasi (transformasi) kebijakan fiskal (politik pajak) akan menimbulkan ketegangan sosial.

Baca Juga: Raffi Ahmad Turut Dipanggil Prabowo ke Kertanegara, Bakal Jadi Wamen?

Selanjutnya, kekuasaan politik masih ada pada kalangan yang mempunjai kedudukan ekonomi yang seakan- akan merupakan vested interest. 

"Kalangan tersebut sering memberi kesan seakan-akan mereka selalu menentang transformasi karena seolah-olah hendak melindungi kepentingan sendiri didalam mengelakkan dan menentang pajak yang lebih erat, sekalipun untuk pembangunan negara," beber Haula.. 

Dalam bukunya, Sumitro berkeyakinan bahwa transformasi sistem perpajakan hnya dapat diperoleh dengan penyehatan gerakan politik, berhasil atau tidaknya transformasi bertalian dengan apakah apakah jiwa kemasyarakatn dan jiwa kerakyatan tetap berkembang (di negara yang bersangkutan).

Haula menegaskan, pada akhirnya, semua ide dan gagasan yang baik hanya akan terwujud jika ada political will yang kuat dan leadership yang sangat berkomitmen dan sungguh-sungguh berdedikasi untuk mewujudkannya. 

"Untuk itu, mari kita renungkan kembali, memahami dan memaknai apa ayang dikatakan oleh Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusomo, yang secara esensial memberikan semangat untuk melakukan transformasi sistem perpajakan, meskipun terdapat persoalan-persoalan yang harus dihadapi dan harus ditemukan solusi terbaiknya," pungkas Haula.

Selanjutnya: Hujan Ringan di Daerah Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Besok (16/10) di Jawa Timur

Menarik Dibaca: Hujan Ringan di Daerah Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Besok (16/10) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto