KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2024 menjadi periode yang kurang bersinar bagi saham sektor teknologi di pasar modal Indonesia. Berdasarkan data statistik Bursa hingga (30/12/2024), emiten-emiten di sektor ini mencatatkan
return negatif sebesar 9,87%
year to date (ytd) sepanjang tahun 2024. Sektor ini hanya sedikit lebih baik dibandingkan sektor transportasi dan logistik yang memberikan
return -18,78%.
Baca Juga: Patrick Walujo Tegaskan Bakal Pimpin GOTO hingga 2029 Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas mengatakan koreksi sektor teknologi di tahun 2024 disebabkan oleh kinerja fundamental emiten yang mengalami penurunan, sehingga membuat valuasi menjadi lebih mahal. Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dan
Founder WH Project, William Hartanto menerangkan turunnya kinerja saham teknologi disebabkan oleh minimnya minat pelaku pasar pada sektor ini. "Penentu minat pasar ada banyak faktor, misalnya karena kinerja atau tren saham yang menurun sejak tahun sebelumnya. Perkiraan saya akan terjadi rotasi sektor," papar William kepada Kontan, Senin (6/1). Prospek emiten teknologi di 2025 Sukarno mengungkapkan bahwa prospek sektor teknologi di tahun 2025 terlihat menjanjikan, terutama dengan kemungkinan penurunan suku bunga tahun ini yang dapat meningkatkan minat investor. "Selain itu, perkembangan teknologi kecerdasan buatan diharapkan mampu mendorong inovasi, menciptakan peluang baru dan meningkatkan efisiensi," kata Sukarno kepada Kontan, Senin (6/1). Sukarno juga menyoroti, jika bank sentral bersikap lebih
dovish dan suku bunga benar-benar menurun, peluang penguatan saham teknologi akan semakin besar. "Jika pertimbangan atau skenario penurunan suku bunga di tahun ini terjadi, maka tidak menutup kemungkinan sektor teknologi bisa positif hingga akhir tahun. Tapi tetap perhatikan kinerja fundamental masing-masing saham yang terkait," jelas Sukarno.
Baca Juga: Para Emiten Ini Ramai-ramai Adopsi AI, Intip Prospek Sahamnya Senada, William memprediksi sektor teknologi berpotensi mengalami penguatan, karena saham-saham di sektor ini bisa menjadi pilihan alternatif di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah. "Kemungkinan (
return) bisa positif jika disertai dengan pertumbuhan kinerja," tambah William. Sukarno merekomendasikan untuk
hold saham
MTDL,
EMTK dan
GOTO di target harga masing-masing Rp 690, Rp 620 dan Rp 90 per saham.
William menyarankan
buy saham GOTO dan MTDL di target harga masing-masing Rp 83 - Rp 90 dan Rp 700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih