KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan PT Pertamina akan segera mengambil keputusan terkait pembelian hak partisipasi atau
pariticipating interest (PI) Shell di Blok Masela pada April 2023 mendatang. Sebagai informasi, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell. Namun Shell menyatakan mundur dan melepas hak partisipasinya dari proyek ini sehingga harus dicari penggantinya. Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35% saham
participating interest (PI) dan sisanya dikuasai Inpex sebesar 65%. Ada sejumlah perusahaan migas menyatakan berminat menggantikan Shell di blok tersebut, salah satunya PT Pertamina.
Baca Juga: SKK Migas Optimistis Alih Kelola Hak Partisipasi Masela Kelar di Akhir Kuartal I-2023 Arifin menjelaskan saat ini Pertamina sedang melakukan
due diligence di Blok Masela. “Kalau angkanya pas, mudah-mudahan April Pertamina ambil keputusan,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (17/3). Perihal keputusan yang dimaksud, Menteri ESDM belum bisa membeberkan pastinya. “Tunggu saja,” jawabnya singkat. Namun selain Pertamina, Arifin mengungkapkan, ada perusahaan lain yang berniat untuk ikut mengelola Blok Masela. “Ada lagi (Perusahaan lain) yang
kepengen (mengelola Blok Masela), pokoknya ada. Tunggu saja,” bebernya. Arifin mengakui saat dirinya bertandang ke Jepang beberapa waktu lalu, dia sekilas bertemu dengan Inpex. Salah satu pembicaraan di antara keduanya tentang Blok Masela. “(Ke Jepang) ketemu sekilas (dengan Inpex). Intinya mereka sekarang ini menunggu,” jelasnya. Menurut catatan Kontan.co.id, Pertamina diperkirakan harus merogoh kocek minimal US$ 1,4 miliar untuk mengakuisisi 35% saham Shell di Blok Masela.
Vice President Upstream Business Planning & Portfolio Management PT Pertamina Hulu Energi, Akbar menyatakan Pertamina memang mempunyai ketertarikan dengan Blok Masela. “Sebagai informasi awal saja, Blok Masela ada di dalam kajian internal dan ada di dalam
pipeline kami,” jelasnya dalam Webinar Energi dengan tema "Gas Bumi Menjadi Andalan Transisi Energi”.
Baca Juga: SKK Migas Meninjau Rencana Pemasangan CCUS Masela Akbar belum bisa membeberkan perincian mengenai perkembangan Pertamina di Blok Masela. Dia menegaskan, secara umum PHE berniat mengembangkan sumber daya alam yang ada di Indonesia terkhusus menyalurkan energi untuk kepentingan bangsa. Tenaga Ahli Lingkungan Kepala SKK Migas, Mohammad Kemal menjelaskan, perkembangan di Blok Masela sempat terkendala selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19. Meski begitu, di tahun ini aktivitas terkait blok ini akan mulai aktif sesuai Work Program & Budget (WP&B) atau rencana program kerja dan anggaran yang diajukan oleh KKKS kepada SKK Migas. “Beberapa program yang aktif di sana terkait Amdal,
land survey, dan lainnya karena masih dalam proses
pre work dari proyeknya,” jelasnya dalam kesempatan yang sama. Di tahun ini, kegiatan tersebut akan berjalan dengan lancar. Ekspektasinya, Blok Masela akan
on-stream sesuai dengan kemunculan proyek di masa pandemi kemarin. Jika melansir data Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Blok Masela diharapkan mulai berproduksi di 2027. Demi mendukung keberlanjutan proyek ini, Kemal mengatakan, ada persyaratan dari konsumen LNG ke depan yaitu menyertakan teknologi CCS/CCUS di Blok Masela. “Akan dilakukan perhitungan keekonomian dengan CCUS nya. Bagaimana nanti dampak inflasi terhadap keseluruhan investasi di Blok Masela ini,” tandasnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Sebut Dua Blok Migas Ini Menjadi Andalan Produksi Migas Tahun 2023 Rizal Fajar Muttaqin, Koordinator Kelompok Kerja Penyiapan Program Migas Direktorat Jendral Migas KESDM menjelaskan, Shell sebagai partner Inpex di Masela sedang dalam proses mendivestasi hak partisipasinya di sana.
“Saat ini sedang negosiasi dengan Pertamina, salah satu calon partner Inpex di Masela,” ujarnya. Diharapkan dalam waktu dekat akan ada kesepakatan antara Shell dan calon investor baru yang akan masuk dan digandeng oleh Inpex selaku operator dan pemegang hak partisipasi di wilayah kerja (WK) Masela. “Pada umumnya investor luar saat ini untuk pengembangan lapangan memasukkan program CCS CCUS termasuk di Masela, tentu ada perubahan keekonomian terutama di masalah ini maka ada revisi
plan of development (PoD) pengembangan lapangan di Masela ini,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .