Bulan depan PTPP mulai bangun LRT Metro Kapsul



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) akan segera memulai pembangunan Ligh Rail Transit (LRT) Metro Kapsul Bandung fase I. Groudbreaking aatu peletakan batu pertama proyek transportasi massal itu direncanakan akan dilakukan pada November 2017 mendatang. PTPP dan anak usahanya PT PP Infrastruktur telah telah memenangkan tender sebagai pemegang konsensi proyek LRT Metro Kapsul tersebut. Pembangunan proyek tersebut akan memakan investasi sekitar Rp 1,3 triliun. Nugroho Agung Sanyoto, Sekretaris Perusahaan PTPP mengatakan proses kontruksi proyek transportasi itu diperkirakan akan memakan waktu satu tahunan sehingga akan beroperasi pada akhir 2018.

"Proses pembangunannya bisa cepat karena elevated sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan. Ini nanti akan dibangun di atas jalan exisisting,' kata Nugroho pada KONTAN, Jumat (27/10). Metro Kapsul Bandung akan dibangun dengan konsep looping track atau melingkar. Tidak seperti konsep awal lintasan yang direncanakan dalam bentuk double track. Dengan perubahan track tersebut maka panjang proyek Metro Kapsul akan lebih panjang dari semula hanya 6 kilometer (km) atau satu track sepanjang 3 km. Nugroho bilang, panjangnya menjadi sekitar 10 km. Perubahan lintasan tersebut dilakukan setelah memperhitungkan ridershipnya atau potensi jumlah penumpangnya. Menurut Nugroho, dengan konsep looping maka trasenya akan melewati banyak tempat-tempat ramai sehingga rideshipnya akan lebih tinggi sehingga balik modalnya bisa lebih cepat. Untuk membangun proyek transportasi itu, PTPP dan PP Infrastruktur sudah membentuk perusahaan patungan pada 24 Oktober 2017 lalu yang diberi nama Metro Kapsul Bandung (MKB) dengan modal Rp 204 miliar.

PTPP memiliki porsi sebesar 51% dan PP Infrastruktur 49%. PTPP baru-baru ini telah menyetor modal sebesar Rp 6,375 miliar ke perusahaan patungan tersebut. Nantinya LRT Metro Kapsul Bandung akan menggunakan paling banyak 7 rangkaian metro kapsul sekali jalan. Jumlah maksimal tersebut akan berlaku saat kondisi ramai. Sementara saat kondisi sepi, jumlah kapsul yang beroperasi akan dikurangi. Itu yang akan membuat moda transportasi tersebut menjadi lebih efisien. Metro Kapsul Bandung merupakan proyek yang diinisiasi PTPP. Teknologi jenis moda transportasi tersebut dikembangkan oleh perseroan melalui anak usahanya PP Infrastruktur bekerja sama dengan PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul, PT Kapsul Manufactur, PT Metro Putra Perkasa dan PT Endorako Sejahtera. PTPP dan Pemeritah Kota Bandung telah membahas tarif yang akan dikenakan untuk penumpang saat proyek itu sudah beroperasi. Namun, Nugroho tidak bersedia menyebutkan tarif yang akan dikenakan. Hanya yang pasti Pemkot akan memberikan konpensasi dalam bentuk dukungan Viability Gap Fund (VGF). Sebab tanpa VGF, lanjut Nugroho, harga tiket untuk transportasi itu nantinya akan mahal sekali sehingga tidak akan diminati penumpang."Sudah ada skema VGF dan berapa persen yang akan disubsidi tapi belum bisa saya sampaikan. Yang pasti kalau tanpa dukungan dari pemerintah tarif tiketnay bisa dua kali lipat," jelas Nugroho. Dengan beroperasinya proyek LRT Metro Kapsul tahun depan maka akan menopang pendapatan berulang atau recurring income PTPP pada tahun 2019. Namun, Nugroho belum bisa memperkirakan potensi recurring income proyek itu tahun 2019. Proyek LRT Metro Kapsul Bandung bukan satu-satung proyek infrastruktur yang diincar PTPP tahun ini. Sebelumnya, perusahaan sudah memenangkan tender untuk berinvestasi di Bandara Kulonprogo. Saat ini, perusahaan juga sedang mengincar beberapa proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).


"Kita sedang mengikuti tender SPAM di Lampung dan Bali. Untuk masuk ke proyek itu kami melakukan konsorsium, tendernya saat ini masih proses,' kata Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina