JAKARTA. Nilai ekspor komoditas lemak hewan dan nabati merosot tajam. Komponen penyumbang terbesarnya adalah penurunan ekspor crude palm oil (CPO). Ekspor CPO diduga menurun lantaran harga CPO dalam negeri tak bersaing di pasar internasional. Kemarin (5/9), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan terbesar ekspor non migas per Juli 2011 terjadi pada ekspor komoditas lemak dan minyak hewan dan nabati. Nilai ekspor komoditas itu turun US$ 1,103 miliar atau turun 49,04% secara bulanan. Dari jumlah itu, 80%-nya adalah komoditas sawit dan turunannya. Sedangkan, ekspor CPO sekitar 50%-60% dari jumlah tersebut. Kepala BPS Rusman Heriawan melihat, ekspor CPO turun padahal harganya tidak terlalu jatuh. "Ini karena ada kebijakan pemerintah yang menahan ekspor dengan cara meningkatkan pajak ekspor untuk menambah supply CPO dalam negeri menjelang Lebaran," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin(5/9).
Bulan Juli, ekspor CPO melempem
JAKARTA. Nilai ekspor komoditas lemak hewan dan nabati merosot tajam. Komponen penyumbang terbesarnya adalah penurunan ekspor crude palm oil (CPO). Ekspor CPO diduga menurun lantaran harga CPO dalam negeri tak bersaing di pasar internasional. Kemarin (5/9), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan terbesar ekspor non migas per Juli 2011 terjadi pada ekspor komoditas lemak dan minyak hewan dan nabati. Nilai ekspor komoditas itu turun US$ 1,103 miliar atau turun 49,04% secara bulanan. Dari jumlah itu, 80%-nya adalah komoditas sawit dan turunannya. Sedangkan, ekspor CPO sekitar 50%-60% dari jumlah tersebut. Kepala BPS Rusman Heriawan melihat, ekspor CPO turun padahal harganya tidak terlalu jatuh. "Ini karena ada kebijakan pemerintah yang menahan ekspor dengan cara meningkatkan pajak ekspor untuk menambah supply CPO dalam negeri menjelang Lebaran," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin(5/9).