JAKARTA. PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Dalam aksi private placement ini, BULL akan menerbitkan 220,6 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Adapun harga pelaksanaannya Rp 439 per saham. Transaksi ini diharapkan memberi dana segar BULL Rp 96,84 miliar. Rencana transaksi ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kewajiban restrukturisasi utang dengan Merril Lynch (Asia Pacific) Limited dan Orchard Centar Master Limited (MLOR). Setelah restrukturisasi, perseroan berharap bisa memperbaiki struktur permodalan. Awalnya, BULL memperoleh pinjaman senilai US$ 50 juta dari MLOR pada September 2011 dengan masa jatuh tempo 12 bulan. Fasilitas ini terdiri dari dua tranche. Pertama, tranche A dengan jumlah maksimum US$ 30 juta. Kedua, tranche B dengan jumlah maksimum US$ 20 juta. Hingga saat ini perseroan hanya mencairkan tranche A yang digunakan untuk akuisisi kapal dan perlengkapannya, serta biaya docking.
Pada bulan Juli 2012 MLOR menyatakan BULL default dan harus melunasi seluruh utang. Status default ini mempersulit ruang gerak perseroan untuk tumbuh maupun mencari sumber pendanaan. Oleh karena itu, selama dua tahun ini BULL berusaha merestrukturisasi utang. Sesuai dengan kesepakatan restrukturisasi, ada beberapa hal yang menjadi kewajiban BULL. Pertama, BULL wajib menyelesaikan sebagian utang dengan eksekusi jaminan sebanyak 5,8 miliar saham yang dijaminkan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) sebagai perusahaan afiliasi. Kedua, perseroan wajib melakukan reverse stock dengan rasio 8:1 guna memperbaiki likuiditas saham. Ketiga, BULL wajib menyelesaikan sisa utang sebesar US$ 7,8 juta melalui penerbitan saham biasa seri B dengan harga yang disepakati. Setelah restrukturisasi perseroan berharap bisa memperbaiki struktur permodalan. "Pengurangan utang sekaligus penambahan saham baru akan membantu perseroan untuk memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih solid dan fleksibel," ungkap managemen BULL dalam prospektus di keterbukana informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (13/1). Dengan beban keuangan yang berkurang, BULL berharap profitabilas akan meningkat. Namun, transaksi ini akan membuat kepemilikan pemegang saham lain mengalami dilusi sebesar 9,09%.