JAKARTA. Nasib restrukturisasi utang PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) ada di tangan pemegang saham. Jika para pemegang saham tidak menyetujui rencana korporasi perseroan, emiten pelayaran ini kembali terancam gagal bayar (default). Kreditur BULL, Merrill Lynch Credit Products LLC and Orchard Centar Master Limited (MLOR) memberikan waktu bagi perseroan untuk membayar sisa utang pokok pada 15 Januari 2015. Nilai utang yang dimaksud sebesar US$ 7,8 juta. "Jika dalam RUPSLB perseroan tidak mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk Non HMETD, perseroan akan mengalami default," ujar Wong Kevin, Direktur Utama BULL dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
BULL terancam default untuk kali kedua
JAKARTA. Nasib restrukturisasi utang PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) ada di tangan pemegang saham. Jika para pemegang saham tidak menyetujui rencana korporasi perseroan, emiten pelayaran ini kembali terancam gagal bayar (default). Kreditur BULL, Merrill Lynch Credit Products LLC and Orchard Centar Master Limited (MLOR) memberikan waktu bagi perseroan untuk membayar sisa utang pokok pada 15 Januari 2015. Nilai utang yang dimaksud sebesar US$ 7,8 juta. "Jika dalam RUPSLB perseroan tidak mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk Non HMETD, perseroan akan mengalami default," ujar Wong Kevin, Direktur Utama BULL dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).