KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mengakui sulit menjual beras dengan harga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Kepala Divisi Pengadaan Operasional dan Pelayanan Publik (POPP) Perum Bulog, Rini Andrida menyebut ini lantaran biaya operasional utamanya biaya angkut menuju wilayah seperti Maluku, Papua hingga Kepulauan di Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan biaya yang cukup besar. "Daerah itulah yang sering merah (naik harga), daerah 3T yang perlu dibantu bagaimana agar pasar-pasar di sana menjadi hijau (harga stabil) dengan harga gudang dan ongkos angkut yang memadai," jelas Rini dalam Rakor Sosialisasi Beras SPHP, di Jakarta, Selasa (14/1).
Bulog Akui Sulit Jual Beras Sesuai HET di Daerah 3T, Ini Penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mengakui sulit menjual beras dengan harga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Kepala Divisi Pengadaan Operasional dan Pelayanan Publik (POPP) Perum Bulog, Rini Andrida menyebut ini lantaran biaya operasional utamanya biaya angkut menuju wilayah seperti Maluku, Papua hingga Kepulauan di Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan biaya yang cukup besar. "Daerah itulah yang sering merah (naik harga), daerah 3T yang perlu dibantu bagaimana agar pasar-pasar di sana menjadi hijau (harga stabil) dengan harga gudang dan ongkos angkut yang memadai," jelas Rini dalam Rakor Sosialisasi Beras SPHP, di Jakarta, Selasa (14/1).
TAG: