JAKARTA. Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) meminta Peran Perum Bulog untuk aktif melakukan operasi pasar (OP) maupun operasi pasar khusus (OPK) di musim penghujan seperti sekarang ini. Menurutnya, OP yang ditujukan bagi masyarakat umum dan pedagang, maupun OPK untuk program raskin, tidak hanya menjamin ketersediaan beras, namun juga menstabilkan harga pada saat musim penghujan dan transisi seperti saat ini. "Jadi kegiatan OP maupun OPK yang dilakukan Bulog itu sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu," katanya dalam rilisnya, Senin (9/2).
Menurutnya, tanpa intervensi Bulog melalui OP, sudah pasti harga beras tidak terkendali. Kalaupun saat ini terdapat sedikit kenaikan harga, Nellys menilai masih dalam kondisi wajar. Kondisi tersebut, setidaknya akan berlangsung hingga Maret 2015, ketika tiba musim panen raya. Nellys yang juga pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengatakan, saat ini harga beras grosir di PIBC untuk jenis IR3 berkisar antara Rp8.800-8.900/kg. Sedangkan IR2, antara Rp9.200-9.300/kg, IR1 antara Rp9.400-9.500/kg, dan IR Super di atas Rp9.600/kg. Nellys menambahkan, untuk komoditas beras, tidak ada patokan harga normal. Yang penting stabilitas harga masih terkendali. Karena jika harga tidak stabil, bukan hanya masyarakat yang menjerit, namun juga pedagang dan petani. Pedagang sendiri, lanjutnya, tidak senang jika harga tinggi. Selain menambah beban modal, juga menghadapi risiko kerugian yang tidak sedikit. Kerugian bisa terjadi, ketika tiba-tiba harga turun secara drastis. “Namun syukurlah selama ini Bulog selalu melakukan intervensi, sehingga dalam kondisi apapun harga tetap stabil,” katanya. Peran aktif Bulog, menurut Nellys, tidak hanya saat musim transisi seperti saat ini. Ketika musim panen raya, Bulog juga berperan melakukan pengadaan, yakni membeli langsung kepada petani.