JAKARTA. Upaya Bulog untuk melakukan stabilitas harga beras nasional tampaknya sia sia. Sebab Bulog dinilai hanya bisa menyerap 8% dari total produksi beras nasional. Dimana pada tahun 2015 ini, diperkirakan total produksi gabah petani mencapai 73 juta ton atau sekitar 45 juta ton setelah menjadi beras. Dengan demikian, pihak pedagang swasta yang menyerap mayoritas produksi beras nasional. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Winarto Tohir mengatakan para petani akan menjual gabah milik mereka kepada pembeli dengan harga tertinggi. Sejauh ini, petani tertarik menjual gabah kepada pedagang beras atau tengkulak yang berani mematok harga lebih tinggi dari harga pembelian Bulog. Kendati begitu, para tenkulak hanya bisa membeli dalam jumlah terbatas. "Kalau bulog bisa menyerap dalam jumlah yang lebih besar," ujar Winarto kepada KONTAN, Selasa (3/3). Winarto mengatakan kemampuan Bulog dalam membeli beras sangat terbatas. Pihaknya memprediksi, paling banter Bulog hanya bisa menyera 2 juta ton beras pada tahun 2015 ini. Padahal Bulog menargetkan bisa menyerap lebih dari 3,2 juta ton. Hal itu terjadi karena para pedagang beras denga Bulog bersaing menyerap beras petani. Sementara Bulog dananya terbatas dari pemerintah dan hanya membeli sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Bulog diprediksi hanya mampu serap 8% beras petani
JAKARTA. Upaya Bulog untuk melakukan stabilitas harga beras nasional tampaknya sia sia. Sebab Bulog dinilai hanya bisa menyerap 8% dari total produksi beras nasional. Dimana pada tahun 2015 ini, diperkirakan total produksi gabah petani mencapai 73 juta ton atau sekitar 45 juta ton setelah menjadi beras. Dengan demikian, pihak pedagang swasta yang menyerap mayoritas produksi beras nasional. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Winarto Tohir mengatakan para petani akan menjual gabah milik mereka kepada pembeli dengan harga tertinggi. Sejauh ini, petani tertarik menjual gabah kepada pedagang beras atau tengkulak yang berani mematok harga lebih tinggi dari harga pembelian Bulog. Kendati begitu, para tenkulak hanya bisa membeli dalam jumlah terbatas. "Kalau bulog bisa menyerap dalam jumlah yang lebih besar," ujar Winarto kepada KONTAN, Selasa (3/3). Winarto mengatakan kemampuan Bulog dalam membeli beras sangat terbatas. Pihaknya memprediksi, paling banter Bulog hanya bisa menyera 2 juta ton beras pada tahun 2015 ini. Padahal Bulog menargetkan bisa menyerap lebih dari 3,2 juta ton. Hal itu terjadi karena para pedagang beras denga Bulog bersaing menyerap beras petani. Sementara Bulog dananya terbatas dari pemerintah dan hanya membeli sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).