Bulog harus serap beras untuk cegah spekulan



JAKARTA. Memasuki masa panen raya, Badan Urusan Logistik (Bulog) didorong untuk maksimal menyerap gabah dan beras milik petani. Dengan menyerap gabah dan beras petani secara maksimal, Bulog memiliki cadangan beras yang cukup untuk menyangga ketahanan pangan nasional. Sekaligus, ini  bisa mencegah aksi para spekulan beras.

Ketua Himpunan Alumni IPB Bambang Hendroyono mengatakan, ketersediaan cadangan beras yang memadai di Bulog akan mempersulit para spekulan beras mempermainkan harga beras di pasaran.

Agar mampu maksimal menyerap beras dan gabah petani, Bulog kini memiliki amunisi baru, yakni Instruksi Presiden (Inpres) No.5/2015 tanggal 18 Maret 2015 yang menetapkan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).


Berdasarkan Inpres tersebut,  harga gabah kering panen (GKP) Rp 3.700  per kg di tingkat petani,  dan harga GKP di penggilingan Rp 3.750 per kg.  Adapun harga Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp 4.600 per kg, dan harga GKG di Bulog Rp 4.600 per kg. Sedangkan harga pengadaan beras di Bulog Rp 7.300 per kg.

"HPP yang baru diterbitkan pemerintah akan membantu Perum Bulog dalam menyerap produksi petani, khususnya pada saat panen raya yang diperkirakan akan terjadi pada bulan Maret hingga April 2015," ujar Bambang dalam diskusi publik perberasan di Kantor Bulog, Kamis (19/3).

Lely Pelitasari Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog mengatakan,  Bulog siap menyerap gabah dan beras petani sesuai HPP baru. Ia menambahkan, sudah menjadi tugas Bulog menjadi stabilisator harga pada saat turunnya harga pada musim panen raya.

Bulog optimistis dapat memenuhi target pengadaan gabah dan beras sebanyak 2,5 juga hingga 2,75 juta ton pada tahun 2015. Bulog juga telah mengoordinasikan divre se Indonesia untuk melakukan pembelian dengan harga terbaru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Mesti Sinaga