Bulog: Kedatangan 1 Juta Ton Beras Impor dari China Tunggu Realisasi Negara Lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, rencana impor beras sebanyak 1 juta ton dari China sudah dilakukan penandatanganan kerja sama dengan China saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt and Road Forum (BRF) for International Cooperation, pada Selasa (17/10).

"Kemarin pak presiden ke sana menandatangani melalui Menteri BUMN pak Erick Thohir menandatangani kesepakatan kerja sama," kata pria yang akrab disapa Buwas di Kantor Perum Bulog, Rabu (18/10). 

Adapun mengenai kapan realisasi impor beras dari China tersebut, Buwas belum dapat memastikan. Pasalnya, 1 juta beras asal China tersebut akan menjadi opsi terakhir apabila impor dari Vietnam, Pakistan, Thailand, Myanmar dan Kamboja tidak bisa didatangkan. 


Baca Juga: Soal Rencana Impor Beras dari China, Begini Penjelasan Bulog

"Saya pernah bilang, China udah pasti (diamankan). Tapi dengan situasi sekarang nantilah, itu terakhir yang kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara lain karena negara lain tidak ada ikatan sama kita. Kalau China kan sudah terikat, berarti kita udah punya nih cadangan 1 juta di China," kata Buwas. 

Menurutnya, 1 juta ton beras impor dari China merupakan upaya pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat terhadap ketersediaan cadangan beras. 

"Itu kan jaminan buat saya, supaya masyarakat juga aman, nggak ada ketakutan 'jangan-jangan nanti Bulog nggak dapet, harga beras naik', tidak ada," imbuhnya.

Realisasi beras dari China kata Buwas bisa saja tak dilakukan tahun ini. Namun kembali Ia menegaskan, kedatangan beras tersebut akan melihat bagaimana realisasi impor dari negara lainnya. 

"Kita lihat perkembangan nanti, kan itu tidak hanya tahun ini, bisa kita realisasikan tahun depan. Tergantung kebutuhan," kata Buwas. 

Baca Juga: BPS: Beras, Cabai dan Gula Sumbang Inflasi Tertinggi Oktober 2023

Mengenai harga beras yang akan diimpor dari China Buwas mengatakan harga yang didapatkan tentunya kompetitif. Sayangnya Ia tak menyebut rinci harga yang didapat Bulog. Hanya saja Buwas menyebut beras yang datang dari China merupakan kualitas premium.

"(Kualitas premium) Iya. Dari negara-negara luar itu tidak memproduksi beras medium karena dia sudah teknologi tinggi. Jadi dia rugi kalau produksi medium," ungkapnya.

Diketahui, pemerintah berencana membuka opsi impor beras dari China sebanyak 1 juta ton. Rencana tersebut dilakukan sebagai  antisipasi menghadapi musim kemarau panjang El Nino.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .