Bulog kesulitan borong beras petani



JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Bulog ditargetkan menyerap 10% produksi beras dari petani atau sebanyak 4 juta ton beras pada tahun ini. Tapi, jauh-jauh hari Bulog sudah tak yakin target tersebut bakal tercapai.

Bulog pesimistis memenuhi target itu karena selama ini kemampuan menyerap beras dari petani rata-rata hanya 7% per tahun. Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog menjelaskan, kemampuan Bulog menyerap beras dari petani sangat bergantung pada produksi nasional. "Seumur hidup Bulog, mampu menyerap 8%-9% itu ketika produksi beras mengalami kenaikan sebesar 5% dari produksi tahun sebelumnya," katanya, kemarin.

Meski pesimistis, Bulog belum melempar handuk. Sutarto mengatakan, justru target penyerapan beras 10% itu menjadi tantangan besar bagi Bulog untuk agresif membeli beras dari petani.


Ia menjelaskan, kenaikan produksi beras nasional tahun ini diperkirakan hanya sebesar 3,1%. Nah, kalau kenaikan produksi beras nasional di bawah 3% dari produksi tahun lalu, Bulog diprediksi hanya mampu menyerap 4%-5% produksi beras petani.

Sekedar informasi, produksi beras nasional tahun lalu tercatat 66 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini setara 39 juta ton beras.Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) memperkirakan kenaikan produksi beras nasional hanya sebesar 3,1% atau 68 juta ton GKG, setara dengan 40 juta ton beras.

Berdasarkan data Bulog, hingga 23 April 2012, penyerapan beras nasional yang sudah terkontrak mencapai 1,23 juta ton. Dari nilai kontrak tersebut, beras yang sudah masuk ke gudang Bulog sebanyak 1,11 juta ton beras.

Gandeng penyuluh

Sutarto mengatakan, pihaknya akan berupaya maksimal meningkatkan kinerja Bulog dalam pengadaan beras dalam negeri. Salah satu caranya, Bulog tidak hanya mengandalkan pasokan beras dari mitranya, tetapi juga dari pemasok lain. Misalnya langsung dari petani, kelompok tani, atau penggilingan.

Selain itu, Bulog juga akan menggandeng tenaga penyuluh pertanian dari Kementerian Pertanian. Menurut Sutarto, jika hanya mengandalkan petugas Bulog yang sekitar 3.000 orang, penyerapan beras dari petani tidak bisa maksimal. "Penyuluh di Kemtan itu puluhan ribu dan diharapkan dapat sinergi untuk mendorong petani menjual berasnya ke Bulog," imbuhnya.

HS Dillon, pengamat pertanian mengatakan, ketidakmampuan Bulog dalam menyerap beras petani harus dilihat terlebih dahulu apa yang menjadi kendalanya. Bila harga beras di petani lebih tinggi dari harga patokan pemerintah, kemungkinan besar Bulog kesulitan membelinya.

Bila situasinya seperti itu, harus ada evaluasi terhadap harga patokan pemerintah, sehingga petani mau menjual berasnya ke Bulog. "Prinsipnya, tugas utama Bulog menjamin petani agar mendapatkan keuntungan dari penjualan beras," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri