KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulog berencana mulai menyalurkan beras impor dalam operasi pasar di minggu ini sebesar 100.000 ton. Dalam pelaksanaan penyaluran beras impor, Bulog meminta bantuan ke Satgas Pangan untuk mengawasi. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, beras impor yang datang merupakan beras premium. Lantaran sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) nantinya beras tersebut akan dijual dengan harga medium yakni Rp 8.300 per kilogram (kg) dari Bulog. Sehingga harga yang sampai di konsumen maksimal sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kg. Untuk mengatasi adanya oknum yang mencari untung besar yang akhirnya membuat harga beras tak kunjung turun, Buwas meminta Satgas Pangan untuk ikut mengawasi penyaluran.
Baca Juga: Harga Beras Tinggi, Dirut Bulog Menduga Ada Mafia Permainkan Harga "Saya berharap betul pengawasan pendistribusian beras dari Bulog ini. Karena Januari - Februari tidak ada panen yang bisa kita serap karena panen masih kecil," kata Budi Waseso dalam Konferensi Pers di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (20/1). Buwas mengungkap, langkah intervensi yang sebelumnya dilakukan layaknya menggarami lautan. Pasalnya pedagang mengatakan mereka membeli beras operasi pasar dengan harga tinggi. "Kemarin begitu kita mengintervensi kayak menggarami lautan. Harga tidak turun, saya bilang ini ada masalah," ungkapnya. Buwas mengungkapkan, Bulog melakukan pengecekan dan betul ternyata ada masalah. Menurutnya banyak pedagang lapor bahwa mereka membeli beras dengan harga yang sudah mahal dan pedagang tidak bisa langsung beli dari Bulog. Maka Buwas tak ingin kondisi tersebut kembali terjadi saat penyaluran beras impor. Ia ingin adanya beras impor untuk operasi pasar nanti dapat segera menurunkan harga beras di pasaran. Pengawasan Satgas Pangan diharapkan terus dilakukan hingga masa panen raya nanti. Dimana Bulog akan melakukan pembelian besar untuk CBP. Buwas mengatakan tahun ini pihaknya mendapatkan penugasan CBP sebesar 2,4 juta ton. Untuk menghindari kembalinya beras impor ke Bulog saat masa pengadaan nanti, Buwas telah melakukan pengecekan di laboratorium untuk seluruh beras impor. "Ini beras saya turunkan kemudian masuk di oknum, nanti di
mixed jadi beras medium, dimasukkan lagi ke Bulog. Sebagian dijual premiumnya. Makanya sekarang saya bilang, saya cek lab. Kalau terjadi lagi ada temuan beras ini masuk lagi ke Bulog, nah itu suppliernya dan anggota saya pasti bermain," paparnya.
Baca Juga: Bulog Gelontorkan 100 Ribu Ton Beras untuk Meredam Gejolak Kenaikan Harga Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan, pihaknya memiliki tugas mengawal, mengawasi dan menegakkan hukum. Maka Satgas Pangan akan mendukung langkah dan keputusan terbaik yang akan dilakukan oleh Dirut Bulog.
"Tentunya akan dilakukan pendalaman. Mudah-mudahan sebelum kami melakukan tindakan teman-teman yang melakukan itu sudah berhenti," kata Helfi. Ia menegaskan, penegakan hukum akan dilakukan apabila ada pihak yang tidak mematuhi apa yang telah diatur dalam undang-undang. "Kami sudah cukup banyak cukup melakukan penindakan, kami tidak ingin apa yang sudah disampaikan beliau (Dirut Bulog), sudah di-
warning, tapi tidak diindahkan, pasti kami akan lakukan penindakan," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi