Bulog mulai genjot transaksi komersial RPK



JAKARTA. Rencana pemerintah untuk mengalihkan pembagian beras untuk keluarga miskin (raskin) dengan menggunakan voucher pangan, berpotensi mengurangi pendapatan Perum Bulog.

Pasalnya, sekitar 70% pendapatan BUMN pangan tersebut berasal dari pembagian raskin. Seperti diketahui, mulai tahun depan seluruh pembangian raskin akan melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Direktur Komersial dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso mengatakan, untuk mengantisipasi berkurangnya pendapatan perusahaan, pihaknya akan memperkuat sisi komersial yang selama ini sudah dijalankan Bulog. Penguatan transaksi di sisi komersial sudah mulai dilakukan dengan semakin gencarnya pembangunan Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog yang saat ini sudah mencapai 18.000 unit di seluruh Indonesia.


"Bulog adalah perusahaan umum (Perum) maka harus mencari keuntungan juga selain melakukan pelayanan publik, sehingga penguatan segi komersial suatu keharusan," ujarnya, Senin (15/5).

Pria yang akrap dipanggil Wawan ini melanjutkan, selain memperkuat transaksi komersial, Bulog juga akan melakukan penguatan infrastruktur dan jaringan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, Bulog dengan mudah menjangkau seluruh pelosok dan memasarkan produk Bulog ke seluruh masyarakat.

Bulog akan memastikan semua penjualan produk pangan yang ditugaskan regulator dapat sampai ke masyarakat dengan harga terjangkau.

Ia juga berharap pemerintah tetap memberikan penugasan kepada Bulog untuk penjualan komoditas pangan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 48 tahun 2016 tentang penugasan kepada Perum Bulog dalam rangka ketahanan pangan nasional. Bulog di sini ditugaskan antara lain menjaga harga pasokan dan harga pangan antara lain beras, jagung, kedelai, minyak goreng dan gula.

Menurut Wawan, sampai saat ini, Bulog telah menyalurkan rastra sebanyak 430.000 ton dari yang seharusnya disalurkan sebanyak 1.065.000 ton sampai Mei 2017. Sebab rata-rata penyaluran Bulog untuk raskin 213.000 ton per bulan untuk 14,2 juta rumah tangga sasaran (RTS). Artinya pada tahun 2017, Bulog harus menyalurkan 2,55 juta ton raskin.

Saat ini, Wawan bilang, dari 2,1 juta ton stok beras di gudang Bulog, sebanyak 1,9 juta ton merupakan beras untuk raskin atau public service obligation (PSO) dan sisanya adalah beras komersil. Beras komersil ini bisa didapatkan di seluruh gerai RPK milik Bulog. Selain itu, dapat juga di tukar di agen atau pun gerai milik BRI dan BTN di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini