Bulog pastikan pelaksanaan impor beras perhitungkan masa panen



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mengalokasikan impor beras sebesar 1 juta ton kepada Bulog. Alokasi impor ini terbagi 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton sesuai kebutuhan Bulog.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal pun membenarkan bahwa Bulog telah diminta untuk melakukan impor beras sesuai rapat koordinasi terbatas (rakortas). Meski begitu, Awaluddin mengatakan bahwa hingga saat ini Bulog belum menerima penugasan secara tertulis.

Dia juga memastikan, bila sudah ditugaskan, pelaksanaan impor ini akan tetap memperhatikan masa panen.


"Sekiranya nanti kami sudah menerima penugasan tertulis, dalam pelaksanaannya pun Bulog pasti dan tetap memperhitungkan masa panen," ujar Awaluddin kepada Kontan, Jumat (5/3).

Baca Juga: Alokasi impor beras Bulog 1 juta ton, Kemenko ekonomi: Untuk jaga stok tahun 2021

Menurut Awaluddin, dalam melakukan pengadaan beras, Bulog akan tetap memprioritaskan hasil produksi dari petani di dalam negeri. Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian  Musdhalifah Machmud menerangkan, alokasi impor yang diberikan tersebut untuk menjaga pasokan beras aman hingga akhir tahun. Dia mengatakan alokasi impor ini pun bersifat jangka panjang atau hingga akhir tahun 2021.

Menurut Musdalifah impor ini pun sudah mempertimbangkan kebutuhan beras masyarakat.

"Sudah diperhitungkan kebutuhan per bulan kita 2,7 juta ton. Ini untuk menjaga stok yang dipersiapkan sampai dengan akhir tahun beras aman. Jadwal masuknya disesuaikan, dan Mendag dengan Bulog untuk mempertimbangkan hal-hal tersebut," ujar  Musdhalifah.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga mengatakan bahwa impor tersebut ditujukan sebagai iron stok atau cadangan beras Bulog.

"Waktu daripada impor Bulog itu adalah untuk iron stok. Iron stock itu adalah barang yang memang ditaruh oleh Bulog sebagai cadangan, dimana dia musti memastikan barang itu selalu ada. Jadi, tidak bisa dipengaruhi oleh panen atau apapun karena memang dipakai sebagai iron stock. Dan ini sudah kita sepakati, sudah kita perintahkan. Waktu, tempat dan harga itu di tangan saya," ujar Lutfi, Kamis (4/3).

Baca Juga: Produksi beras diproyeksi naik, AB2TI minta pemerintah kerek HPP dan serapan Bulog

Adapun, rencana impor beras ini terdapat dalam paparan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Rapat Kerja Kemendag, Kamis (4/3). Dalam paparan tersebut tertera, impor beras sekitar 1 juta ton menjadi salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan stok beras sebesar 1 juta ton hingga 1,5 juta ton, setelah adanya bansos beras PPKM, antisipasi dampak banjir dan pandemi Covid-19.

Selain melalui impor, upaya menjaga ketersediaan stok beras tersebut dilakukan melalui penyerapan gabah oleh Bulog dengan target setara beras 900.000 ton pada saat panen raya Maret hingga Mei 2021 dan 500.000 ton pada Juni hingga September 2021.

Selanjutnya: BPS catat luas panen padi 2020 mencapai 10,66 juta hektare

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli