Bulog raih izin impor gula, harga lelang tertekan



JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan surat persetujuan impor (SPI) gula kristal putih (GKP) kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) sebanyak 328.000 ton yang berlaku per 1 April 2014-15 Mei 2014. Gula impor ini akan digunakan sebagai cadangan untuk menjaga stabilitas harga gula di pasar domestik.

Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan, mengatakan, izin yang diberikan kepada Bulog ini sesuai dengan keputusan rapat di tingkat menteri koordinator akhir tahun lalu agar Bulog menguasai cadangan gula sebanyak 350.000 ton. "Jadi sekarang ini yang saya perintahkan untuk impor  350.000 ton. Fungsinya adalah sebagai stok cadangan," katanya akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Bulog telah melakukan pengadaan gula dari produsen lokal. Maret lalu, Bulog sepakat membeli gula dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebanyak 12.000 ton seharga Rp 8.600 per kilogram (kg). Selain itu, Bulog telah membeli gula dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN XI).


Soemitro Samadikoen, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), menyayangkan kebijakan impor ini. Sebab, "Akhir Maret lalu stok gula masih ada sekitar 788.000 ton, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan," katanya.

Agar tidak terjadi distorsi di pasar gula domestik, APTRI berharap Bulog tidak buru-buru melepas stok gula impornya. Soemitro juga meminta agar stok gula Bulog diutamakan untuk memasok ke wilayah perbatasan atau wilayah Indonesia  timur. Sebab, bila gula impor Bulog dipasarkan di pulau Jawa sebagai daerah penghasil gula, Soemitro khawatir harga lelang gula petani kian tertekan.

Apalagi, kata Soemitro, di awal Mei 2014 beberapa pabrik gula (PG) milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Jawa Timur akan mulai giling perdana dan pertengahan Mei sudah ada lelang gula lokal. Beberapa PG yang akan mulai giling awal Mei antara lain PG Madukismo, PG Gondang Baru, dan PG milik PT RNI.

Sebelumnya, Direktur Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Aris Toharisman bilang meski stok gula sudah aman, tapi sepertinya di tahun politik ini pemerintah ingin menjaga agar situasi kondusif dengan menjaga stabilitas harga gula di pasar sehingga tetap mengimpor.  Aris memprediksi, tahun ini harga gula di pasar tak lebih dari Rp 11.000 per kg jika lelang gula petani sekitar Rp 8.700 per kg-Rp 9.000 per kg.

Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan bilang, pada tahap awal gula yang diimpor Bulog akan dikirim ke daerah non sentra produksi tebu seperti Indonesia timur. "Kami taruh stok di sana dulu, kalau dibutuhkan, bisa dikeluarkan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan