Bulog Sebut 200.000 Ton Beras Impor Sisa Kuota Tahun 2023 Segera Masuk



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, dari penugasan impor beras tahun 2023 sebesar 2 juta ton, sudah terealisasi sekitar 1,8 juta ton. 

Adapun sisanya yakni 200.000 ton kata Suyamto kini masih dalam perjalanan. Diketahui tahun 2023, pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan impor beras sebesar 2 juta ton yang akan digunakan untuk cadangan beras pemerintah (CBP). 

"Penugasan tahun 2023 sudah realisasi sekitar 1,8 juta ton, sisa 200.000 akan masuk sampai akhir November," kata Suyamto kepada Kontan.co.id, Kamis (2/11).


Adapun 2 juta ton beras impor didatangkan dari Thailand, Vietnam,  Pakistan, Myanmar, Kamboja. Suyamto menyebut, dari 1,8 juta ton realisasi impor yang masuk mayoritas dipasok dari Thailand dan Vietnam. Dimana Thailand dan Vietnam masing-masing  sekitar 800.000 ton. Artinya 200.000 ton lainnya merupakan beras yang bersumber dari Pakistan, Myanmar dan Kamboja. 

Baca Juga: El Nino Jadi Ancaman Dalam Memenuhi Ketahanan Pasokan Pangan Nasional

"Thailand dan Vietnam masing-masing sekitar 800.000 ton," imbuhnya. 

Selain 2 juta ton penugasan impor tahun ini, pemerintah juga menambah lagi kuota impor beras sebesar 1,5 juta ton. Jika ditotal maka penugasan pemerintah kepada Bulog untuk importasi beras tahun 2023 sebanyak 3,5 juta ton.

Suyamto mengatakan, untuk tambahan penugasan tersebut akan mulai masuk pertengahan November sampai Desember mendatang. Di mana rencananya beras impor dari kuota tambahan akan direalisasikan sebesar 500.000 ton dahulu. 

"Untuk (kuota) tambahan penugasan akan mulai masuk pertengahan November sampai dengan Desember sekitar 500.000 ton," kata Suyamto.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung adanya perubahan iklim yakni El Nino, yang berimbas pada produksi beras dalam negeri anjlok. 

Jokowi menceritakan saat ini tidak mudah untuk mencari beras impor. Pasalnya 22 negara sudah menghentikan dan mengurangi ekspornya untuk mengutamakan kebutuhan dalam negerinya. 

Baca Juga: Harga Beras Mendaki, Sri Mulyani Khawatir Ada Gangguan Daya Beli

"Saya berbicara dengan Perdana Menteri Narendra Modi, punya stok beras, tapi dipakai sendiri untuk cadangan, enggak berani melepas. Saya sudah bicara, enggak berani melepas. Lalu, yang deket-deket, Vietnam, Kamboja, dan Thailand yang biasanya menyodor-nyodorkan juga sama. Bisa (impor), tetapi sangat terbatas," ungkap Jokowi dalam arahan kepada Pejabat Kepala Daerah di Istana Negara, Senin (30/10) lalu.

Menyikapi hal tersebut, Suyamto mengatakan saat ini pihaknya hanya mengandalkan beras yang bersumber dari Thailand dan Vietnam. Meski demikian, Bulog terus mencari sumber negara lainnya untuk pelaksanaan penugasan impor. 

"Kami cari sumber lain seperti Pakistan, Myanmar dan Kamboja," kata Suyamto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .